Binar hanya tersenyum samar mendengar permintaan pria itu. Tidak menolak, tidak juga mengiyakan.
"Kalau di luar kantor, saya boleh panggil Binar?" tanya Andra kemudian.
"Bo-boleh,'' angguk Binar sambil menunduk. Tiba-tiba saja menjadi gugup. "Ata, jangan lupa berdoa dulu."
"Iya, Bunda."
Andra tersenyum sambil menatap anak perempuan yang sedang membaca doa sebelum makan sambil mengangkat kedua tangan. Pintar dan menggemaskan. "Ata mau om suapin?"
"Enggak, Om. Ata bisa makan sendiri. Ata 'kan udah besar," jawab Permata.
Andra lagi-lagi tersenyum penuh kagum kemudian mulai menikmati makanan. "Apa ini Binar yang masak?" tanyanya kemudian.
Wanita itu menoleh. "Iya. Kenapa? Apa masakan saya tidak enak?"
"Oh, enggak kok enggak. Bukan begitu," sanggah Andra dengan cepat. Tidak ingin wanita di depannya sal……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.