"Perlu saya antar? Anda terlihat pucat." Kekhawatiran tampak jelas dalam suara Andra.
"Tidak perlu!" tolak Binar, "ayo, Sayang!" ajaknya lagi sambil menuntun sang anak segera menjauh.
"Tunggu, Bunda." Permata menarik tangannya sendiri dari genggaman sang ibu. Berlari kecil kembali mendekati sang om lalu memeluknya sesaat. "Om, Ata pulang dulu, ya ... nanti kalau om gak kerja, main lagi, ya, sama Ata?"
Andra hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Ata, ayo!" ajak Binar yang masih menunggu.
"Ata pulang gih. Nanti bundanya marah," ujar Andra.
Entah kenapa rasanya ia begitu sayang pada anak perempuan itu. Rasa yang berbeda dengan pada anak lain. Ia sendiri tidak bisa menjelaskan, hanya mampu merasakan.
"Dadah, Om!" Permata melambaikan tangan sambil berlalu pergi.
"Ayo, Ata! Kita pulang. Nenek udah nunggu.……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.