Setelah membujuk Carl dengan segala upaya, Edward dan Liana mendapatkan satu kata dari mulut Carl, yang sebenarnya diyakini oleh Liana hal itu tidak dapat dipercaya. Keterangan dari mulut Carl mengarahkan pencarian Edward dan Liana, mereka mendapat petunjuk bahwa Albert dan Leona dibawa ke sebuah Pabrik kosong diujung barat London. Edward dan Liana segera mengejar sampai kesana. ditunjang Liana juga pernah disekap di pabrik kosong ini oleh saingan bisnis ayahnya dulu. jadi membuat Liana mengingat tempat ini dengan tepat. Keluarga Liana memang memiliki banyak musuh, dikarenakan perusahaan besar dan sukses yang dibina oleh ayah Liana. Sehingga Liana dan Edward berani mengambil kesimpulan bahwa Leona dan Albert sebenarnya telah diculik. Bukan sedang melarikan diiri. Namun keberadaan ibu Liana yang sedang dalam kondisi sakit, menyebabkan Liana tidak ingin berspekulasi banyak. Dia hanya ingin mencari dengan kedua tangannya, dan kemudian menemukan mereka sehat wal afiat, dan mengembalikan keduanya kedalam pelukan keluarga masing-masing.
Liana menunjukkan jalan ke arah Pabrik kosong dan Edward mengikutinya dengan sabar. Mereka berjalan ke ujung barat kota London. Dimana Winston Group pernah punya Pabrik kosong dan perlengkapan disana. Dan Liana pernah diam diam menyusup namun ketahuan dan dia dikejar oleh anak buah Carl. Pabrik kosong itu sangat luas dan besar. Liana berlari seperti didalam labirin tanpa ujung.
Mereka telah sampai ke Pabrik kosong yang dituju. kondisi disana sangat ramai dengan para pekerja dan pembeli barang. Edward dan Liana membuat rencana berpura- pura ingin survey dan memasok barang dari sana. seorang petugas penjaga gerbang menghentikan mobil mereka.
“Selama sore Sir… kami sudah hampir tutup, ada yang bisa dibantu? “ Tanyanya.
“Sore, saya mau melihat barang langsung, ingin membeli beberapa Ton. Apakah bisa langsung ke dalam?.” Edward balik bertanya.
“Bisa tuan, tapi team marketing kami sudah selesai jam kerja semuanya. Dan sebagian sudah pulang. Lebih baik besaok saja anda kembali lagi kesini “ jawabnya
“Aku sudah Janjian. Katanya dia menunggu ku. Aku berjanji dengan marketingnya. “ Jawab Edward sengaja membawa nama marketing.
“Oh baiklah kalau begitu tuan. Silahkan masuk…” ucapnya sambil membuka gerbang. Mobil Edward melaju kedalam. Namun dia tidak berhenti di depan Pabrik kosong yang menjadi pusat pengambilan barang, dia melaju langsung ke belakang.
Mobilnya menyusuri jalan kecil khusus mobil pemilik kearah belakang. Pabrik kosong tersebut sangat besar, ada sekitar 2 hektar untuk bangunannya saja.
“Kau terjebak disini? “ Tanya Edward
“Iya, di dalam bangunan itu. Kau lihat bangunannya luas sekali. Pantas saja aku tidak bisa keluar. Aku berlari sangat kencang menghindari pengejaran dari anak penjahat, dan kemudian aku tersesat didalam Pabrik kosong itu. Kau tau, untuk seorang Westfallen itu sangat memalukan. Bagaimana mungkin aku bisa tersesat? Itu menghancurkan harga diriku sebagai seorang Westfallen. “ tukas Liana tertawa.
“Seorang Westfallen ataupun bukan, jika Pabrik kosongnya seluas ini, pasti akan tersesat. Akupun akan tersesat. Lihat saja paanjang bangunannya... luar biasa… kau menemukan apa saja didalam sana?” Tanya Edward.
“Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Karena lampunya mati. Dan semuaanya hanya sekelabat- sekelebat saja, karena aku sambil berlari menyusuri isi Pabrik kosong itu. “
“Ah iya, pastinya tidak terlihat ya... aku paham.” Edward mengangguk.
“Didalam ada labirin raksasa… aku curiganya mereka juga berbisnis jual beli manusia. Atau organ. Jadi labirin itu sepertinya memang disiapkan untuk tahanan yang kabur. Agar tidak bisa keluar. Aku masih merinding kalau teringat labirin itu. Aku bersyukur sekali ada Albert dan Leona yang menolongku. Aku tidak tau nasibku sekarang jika Albert dan Leona tidak datang membantu. Apakah aku akan dijual? Dijadikan p*****r? Atau mungkin organku yang dijual? Aku tidak bisa membayangkan… “ Liana berkata dengan sedih. Edward menggenggam tangannya.
“Sudah berlalu sayang, tidak usah diingat lagi… “ Ucap Edward. Liana mengangguk. Air mata tampak menetes di pipinya. Mobil masih berjalan, area itu sangat luas. Malam mulai merayap turun. Matahari sudah tidak berani menampakkan diri. Namun sang bulan belum beranjak dari peraduannya. Edward menyalakan lampu mobil. Agar mereka tidak berjalan di kegelapan. Terlihat dibalik pagar tembok area itu adalah pepohonan lebat dan rimbun.
“Sepertinya di luar itu adalah hutan ya Liana… “ Ucap Edward.
“Iya Edward, setahuku itu memang salah satu hutan lindung. Aku curiga mereka banyak menyembunyikan barang disitu. Terutama Narkoba. “
“Iya kau benar. Apakah menurutmu ada pintu masuk khusus kehutan itu? “
“Aku tidak yakin. Tapi ada bagian dari bangunan ini yang menjulur langsung ke hutan. Dan ada pintu disana. Aku rasa didalam hutan itu ada bangunan lain. “
Edward mengangguk- angguk. “ I see… sepertinya memang ada sesuatu di hutan itu. “
“Iya. Edward ada jalan belokan ke kanan. Coba kita kekanan Arth... gudag itu berada dibelakang bangunan ini. “
Edward membelokkan mobilnya kekanan. Dia juga tidak tau arah lain, jadi hanya menurut saja kepada Liana. Setelah berbelok, setelah berbelok, jalanan mengarahkan mereka ke sebuah bangunan tua yang sangat rongsok. Bangunan iu terhubung dengan bangunan induk yang besar, namun terpisahkan oleh sebuah bbangunan lain.
“Ini bukan bangunannya?” Tanya Edward.
“Aku tidak ingat pastinya, namun ayo kita coba. “
Edward memarkirkan mobil didepan bangunan tua tersebut, kemudian dia membukakan sabuk pengaman untuk Liana dan membuka pintu mobil. Mereka berdua berjalan kearah dalam Pabrik kosong. Pintu Pabrik kosong sudah berada di depan mata mereka. RAthur meraih gagang pintu dan menekanya kebawah, pintu terbuka.
Gelap.
Sangat gelap.
Tidak ada satupun yag terlihat. Angin berhembus mendirikan bulu kuduk mereka. Udara didalam Pabrik kosong dingin dan lembap, Liana memegang tangan Edward. Sejujurnya dia ketakutan. Bayangan dikejar- kejar anak buah Carl kembali bermain didalam ingatannya.
“Kenapa? “ Tanya Edward
“Aku takut. Aku merasa orang-orang di dalam akan kembali mengejarku. “ Jawabnya merapatkan tubuh kedekat Edward
“Its Okay, kali ini kamu tidak sendirian, tenang ya… Ayo kita masuk” Edward memeluk bahu Liana. Edward menyalakan senter pada handphonenya. Dia meraba- raba dinding untuk mencari saklar lampu. Tidak ada lampu sama sekali. Kemudian mereka tetp melngkah kedalam dengan berbekalkan cahaya pada senter Edward. Setelah melewati ruangan transisi, terlihat ruangan besar yang dipenuhi barang- barang rongsokan, seperti meja patah, kuris patah, lemari bolong, ranjang bolong. Dan sebagainya.
Terdengar bunyi Gludak gluduk diruangan itu. Edward menempelkan jari telunjuknya pada bibir Liana. Memberi isyarat untuk jangan bersuara. Liana menurut. Tidak lama Edward membuka suara
“Halo… ada orang disini? “ Tanyanya
“Aku Edward, aku bukan pemilik tempat ini, aku tidak akan mengusir kalian. Jika kalian ada disini, kumohon keluarlah. “ Ucapnya lagi.
Ruangan masih dingin dan sunyi. Bahkan tidak ada suara tikus seekorpun.
“Halooo… Aku Edward, aku akan memberikan tempat perlindungan baru yang lebih layak, maukah kalian keluar? Ayo kita bicara baik- baik… “ Bujuk Edward.
Berhasil.
Tidak lama, seorang pria tua berumur 50 tahun keluar. Dia berdiri di sudutt ruangan, dengan baju lusuh dan kumal, dia berjalan pelan- pelan mendekati Edward.
Tak lama, keluar lagi seorang anak muda berumur 20 tahun, dan menyusul semua orang- orang yang sedang bersembunyi keluar dan mendekati Edward. Mereka semua memegang senjata, ada yang memegang kayu, ada yang memegang sapu, ada yang memegan kaki- kaki kursi.
Edward mengangkat tangannya.
“Aku tidak bersenjata, aku hanya ingin bicara. Maukah kalian berbicara denganku? Aku sudah berjanji akan memberikanmu tempat perlindungan baru. Percayakah kalian kepadaku?” Tanya Edward
Mendengar janji Edward, mereka menurunkan kembali senjata yang mereka pegang.
“Siapa engkau anak muda? Apa maumu? Maafkan kami bersembunyi. Kami disni adalah penghuni ilegal. Jika ketahuan kami bersembunyi disini, maka kami akan segera diusir. Jika kami diusir, aku harus memindahkan keluargaku ini kemana? Makanya lebih baik kami bersembunyi saja setiap ada yang masuk. lampupun tidak pernah dinyalakan, agar tidak ketahuan.“ Kakek tua tadi bertanya . suaranya bijaksana
“Halo Sir, Good Evening. Saya Edward. Ini rekan saya Liana. Kami kesini ingin mencari seseorang yang bernama Albert dan Leona. Apakah kalian mengenalnya? “ Tanya Edward. Mereka saling pandang, Tampak dari siluet wajah mereka, wajahnya kebingungan.
“Albert sudah lama pergi dari sini tuan Edward… namun aku tidak pernah mendengar Leona,“ ucap kakek itu.
“Oh Really? Apakah anda tau kemana dia pergi Sir? “ Tanya Edward lagi
“Kami tidak tau pasti. Karena orang- orang seperti kami memang tidak ada tujuan, dan hanya berjalan kesana kemari. Jadi aku tidak tau kemana perginya Albert dan Leona.” Ucap kakek tersebut
“Oh Baiklah… “ Edward terdengar kecewa.
“Sudah berapa lama dia pergi? “ tanyanya
“Sudah sangat lama. Tapi dia perna kembali kesini suatu hari, membawakan kami makanan yang sangat banyak. Dia pemilik pabrik ini, namun dia tidak pernah ingin mengusir kami.” Seorang wanita berumur 30 tahunan dengan menggandeng anak laki- laki kecil menjawab.
“Benarkah? “ Tanya Edward
“Benar… Tuan Albert ku sudah berubah sekarang. Sudah semakin dewasa, semakin tampan, dan sangat wangi.“ Wanita tersebut tersenyum
“Tuan Albert bagaikan anak bagiku. Dia sangat manis, dan sangat setia kawan. dia selalu mengingat kami. Dia berjanji akan kembali lagi kesini dan membawakan makanan dan uang yang banyak untuk kami, dan untuk adikknya Zoe. “ Wanita itu mengelus kepala anak kecil yang berada di sampingnya tadi. Edward terdiam. Albert dan Leona begitu tulus dan baik hati. Dia persis seperti Edward.
“Apakah dia bilang kapan akan kembali kesini? “ Tanya Edward
“Tidak. Hanya bilang akan memberikan kami tempat yang baru. Tapi tidak tau itu kapan. “ wajahnya tampak sedih
“Baiklah… “ ucap Edward.
“Namun bagaimana cara dia masuk dengan gampang kesini. Pintu didepan dijaga sangat ketat. Kami saja tidak bisa masuk kesini. Dan perjalanan kesini melalui pintu depan sangat jauh. Pasti kalian sangat lelah.” Liana tiba- tiba bersuara.
“Kami mempunyai jalan pintas, ada pagar dibelakang sini, yang kawatnya sudah terbuka dan bisa kami masuki dengan menunduk pelan- pelan. Pagar itu menembus pinggiran hutan yang bersebelehaan dengan perumahan kumuh disebelah barat tanah ini. Jadi kami bisa bebas keluar masuk kesini” jawab seorang lelaki yang berumur 30tahunan
“Oh begitu… pantas saja semua bisa bebas keluar masuk. “ jawab Liana.
“Jadi sudah berapa lama kalian berada di Pabrik kosong ini? “ Tanya Edward lagi
“Sudah sangat lama. Mungkin sekitar kelahiran Zoe. Dan Zoe sekarang sudah berumur 10 tahun. Jadi mungkin sekitar 10 atau 11 tahun kami sudah disini. Ini adalah ayahku, Mr Yos, ini istriku Romeea, anakku Zidane, dan anakku yang terakhir Zoe. Tuan Albert bagaikan anak kami yang pertama. Dia sudah kuanggap anak sendiri. Dia sangat menyayangi kami. Terutama Zoe. Ohya aku Dave. “ pria itu mengulurkan tangan kepada Edward dan Liana. Edward dan Liana menyambut tangannya dan menggenggam erat.
“Saya Liana… “ Ucap Liana memperkenalkan diri.
“Saya dulu sempat ditolong oleh Albert ketika tersesat di Pabrik kosong itu. Makanya saya ingat empat ini, namun saya tidak pernah tau bahwa Albert sering berada di sini. “ ucap Liana.
“Tuan Albert adalah seorang yang baik dan sopan. Dia sering menolong orang yang tersesat dari gedung itu. Banyak wanita muda berlari keluar dari gedung itu. Kami sering mendengar suara teriakan dari dinding ini. Jika sudah mendengar teriakan, Albert dan Leona segera belari lewat pint belkanag yang menembus gedung itu, dan mengintip, jika wanita itu mendekat kepintu, maka dia akan menyelamatkannya. Terkadang Albert dan Leona mencari sendiri kedalam. Sudah sangat sering ku larang, namun dia sangat keras kepala. menurutnya orang yang butuh bantuan harus segera ditolong. “ jelas Dave lagi
“Apakah kalian tau sedang apa wanita- wanita itu disana? Mengapa mereka harus berlarii?” Tanya Liana
“Kami tidak tau pasti, namun sesekali kami mendengar suara mobil besar seprti truck, dan terdengar suara wanita- wanita yang sedang menangis. Setelah beberapa hari dari itu, barulah ada wanita satu dua orang yang kabur melarikan diri. “ jawab Dave lagi
“Jadi menurut kalian ada wanita yang diculik disini? “ tanya Liana
“Aku tidak tau. Kami tidak pernah melihatnya secara langsung. Namun sesekali memang kami mendengar suara teriakan- teriakan dan tangis ditengah malam. “
“Ketika menyelamatkan orang apakah Albert dan Leona tidak pernah bertanya apa- apa kepada orang yang di selamatkan Mr Dave? “ Tanya Liana lagi
“Tidak pernah. Albert dan Leona hanya menyelamatkannya dan mengantarnya sampai ke tempat yang aman. Kemudian dia pulang kembali. “
Tiba- tiba terdengar suara berisik diluar sana. terdengar sebagian orang seperti berteriak- teriak menyebutkan “ Mobilnya disana, mobilnya disana”
“Liana, sepertinya kita harus pergi… kedengarannya diluar orang- orang itu sedang mencari kita.” Edward menarik tangan Liana.
“Baikah, ayo kita pergi Arth… “ Jawab Liana cemas
“Tuan, katamu akan memberikan tempat baru bagi kami…” sang kakek menagih janji Edward, dia m
emegang tanganEdward penuh harap. Mata sendunya mengucapkan ingin ikut bersama Edward dan Liana.
“Tentu Mr Yos, aku tidak akan mengingkari janjiku. Aku akan kembali besok. Aku akan mencari cara bagaimana sebaiknya aku memindahkan kalian. Hari ini, aku akan mencari tempat dulu untuuk tempat tingga; kalian nanti. Malam ini bertahan dulu semalam lagi ya. Jangan sampai ketahuan mereka. Nanti kalau kalian sampai diusir aku tidak tau harus mencari kalian kemana. Aku berjanji besok akan kembali lagi bersama karyawanku. Tunggu aku ya Mr Yos.” Ucap Edward sungguh- sungguh
“Sekarang masuk lagi dan bersembunyilah. Aku akan keluar dengan mengendap- endap. Aku pergi dulu ya… “ Edward berpamitan. Edward dan Liana segera berlari keluar Pabrik kosong. Diluar terlihat beberapa orang sedang menunggu dan mencarinya di Pabrik kosong lain. Edward mengenggam tangan Liana dan memegang Liana dengan kencang. Mereka berlari ke mobil dan segera melompat masuk mobil. Orang- orang yang melihat Edward dan Liana keluar dari Pabrik kosong langsung berlari mengejar mereka. Dengan cepat Edward mengunci pintu dan menyalakan mobil, mesin mobil menggerung, Edward menginjakkan kakinya dalam- dalam pada pedal gas. Mobil melaju kencang, orang-orang mencoba menghalangi mobil Edward yang lewat. Namun skill menegmudi Edward sangat hebat. Dia bisa menghindari gerombolan manusia tersebut.
=== bersambung ===
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.