“Baiklah-baiklah. Aku stress berat karena Galaxy. Tiba-tiba kemarin pagi terlintas ide untuk memuaskan perasaan kesalku, akhirnya aku ke apartemen Vin, danmengacak-acak seluruh isinya kau tau? Ini ide brillian! Ha ha ha… kenapa aku tidak terpikirkan dari kemarin ya?” Sophia bercerita sambiltertawa terbahak-bahak.
“APA? KAMU BENAR-BENAR MELAKUKAN ITU?”
“Yes, dan kau tau, aku menyalakan keran airnya. Biar dia tau rasa akhir bulan membayar air sampai tekor. Pasti meteran airnya akan bengkak!”
“Astaga… kenapa kau baru kepikiran ide Brillian seperti itu? Terus apa yang kau lakukan lagi?”
“Aku menyiram kasurnya sampai benar-benar basah. Agar kasurnya bau apek. Baju dilemrinya aku keluarkan dan aku lemparkan di lantai semuanya. Piirng-piring aku pecahkan. Pokoknya suasana apartmennya seperti kapal pecah. Kau tidak akan menyangka,” Sophia bercerita paanjang lebar.
“Lalu kau sudah bahagia? Jadi kenapa kau pergi? Apa yang membuatmu tiba-tiba punya pikrian untuk pergi? MENINGGALKAN AKU DAN TIDAK MENGABARIKUUUU? AKU TIDAK BERHARAP DIAJAK! SETIDAKNYA KABARIN AKU. DAMN YOU b***h!” teriak Monique lagi.
“Tenang… kemudian aku menimang-nimbang, apakah lebih baik jika aku nyalakan gas di dapurnya juga? Seperti aku membuka keran air?”
“KAU GILA! BAGAIMANA KALAU KEBAKARAN?”
“Yes I know! Itulah sebabnya aku tidak melakukannya! Aku tidak mau menjadi criminal karena membakar apartemen orang,” Jawab Sophia.
“Lalu? itu artinya kau sudah sehat kan?. Kenapa kau pergiiiii?” jerit Monique lagi.
“Pertama, Aku ketakutan! Dia pasti tau bahwa itu aku yang lakukan. Oh ya Bi, tolong gantikan password apartemenku. Aku tidak mau dia melakukan hal yang sama pada apartemenku!”
“Okay! Aku akan melakukan itu,” jawab Monique lagi.
“Thank you!” ucap Sophia tulus.
“Terus apa lagi yang kau lakukan?” Tanya Monique penasaran.
“Tahan Bi, aku harus Mengurus Imigrasi dulu. Nanti aku telepon lagi ya,” Janji Sophia.
Setelah Monique mengakhiri telponnya, Sophiapun menutup teleponnya. Antrian imigrasi sudah mencapai giliran Sophia. Petugas imigrasi meminta passport dan memindai retina mata Sophia serta sidik jarinya. Dia juga menyocokkan foto di passport dan wajah Sophia yang asli. Setelah dirasakan semuanya sama dan memenuhi syarat, akhirnya dia membiarkan Sophia lewat dan berjlan menuju imigrasi, setelah melewati konter imigrasi, ketika sedang memasukkan tiket, passport dan boarding pass nya ke dalam tas, tiba-tiba tidak sengaja dia menabrak seorang lelaki yang ada di depannya dengan kencang. “OOUUCHHH!” teriaknya.
“Maafkan aku,” ucap lelaki itu. Aku sedang sibuk membereskan dokumen, dan tidak melihatmu yang sedang berjalan.
“Aduh… oh, hei, aku ti… tidak apa-apa aku baik saja.” Jawab Sophia. Lelaki tersebut mengulurkan tangannya kepada Sophia untuk membantu dia berdiri. Sophia menyambut tangannya, dan mendorong tubuhnya untuk berdiri, lelaki itu menarik tubuh Sophia hanya dengan menggunakan sebelah tangannya.
“Waaoow kamu kuat juga menarikku hanya menggunakan sebelah tangan.” Ucap Sophia kaget.
“Ha ha ha.., kamu seringan bulu nona. Aku Mike!” Ucapnya.
“Aku Sophia!” balas Sophia.
“Tadi itu aku juga sedang membereskan dokumen, mataku focus paa tas. Jadi aku tidak melihatmu berada di depanku,” Ujar Sophia.
“Yeah tidak apa-apa. Aku juga sama. Maafkan aku. tapi kita jadi saling mengenal ya. Hikmahnya itu,” ujar Mike.
“Yeah benar,” Sophia tersenyum tipis.
“Kamu mau kemana Sophia? Apa aku boleh memanggilmu Sophia saja? Atau Sophia? Atau Sophia?”
“Just Sophia!” jawab Sophia sambil tersenyum lagi.
“Aku berencana ke Eropa, kamu mau kemana Mike? aku panggil Mike tidak apa-apa?” Tanya Sophia juga.
“Yeah it is fine!” Ucap Mike
“Oh ya aku juga akan ke Eropa. Kebetulan ada sedikit urusan disana. kita satu tujuan yaa? Kamu dalam rangka apa?” Tanya Mike.
“Aku hanya liburan, jalan-jalan. Aku belum pernah ke Eropa, jadi ini kali pertamaku.”
“Wahh asik sekali liburan ke Eropa. Ayo kita ke ruang tunggu bersama.” Mike dan Sophia berjalan menuju ruang tunggu bersamaan.
“Kamu liburan sendirian? Tidak bersama teman?” Tanya Mike heran.
“Ha ha ha… iya… ini random thought wishes ku! Yang baru saja ku putuskan tiba-tiba tadi malam, jadi tidak sempat mengajak siapapun,” jawab Sophia salah tingkah.
“aku aneh ya. Ya tapi sesekali bepergian senirian aku rasa asyik juga.” Lanjutnya lagi.
“Aku sudah beberapa kali ke Eropa. Nanti akan ku ajak kamu jalan-jalan kelilinhg-keliling. Kamu kemana sih tujuannya?” Tanya Mike.
“Aku belum tau banyak. Aku baru membeli tiket ke Paris. Rencanaku nanti disana akan bertanya-tanya dan menjadi backpacker traveller.”
“Wah itu sangat seru Sophia!” Ucap Mike.
“Kamu akan kemana?” Tanya Sophia.
“Karena aku dalam perjalanan bisnis, maka aku ada meeting di beberapa tempat. Pertama Manchester, Belanda, kemudian Paris. Lumayan mampir-mampir ke beberapa tempat.”
“Wah banyak juga. Kamu meeting disemua tempat itu? Kamu bisnis apa sebenarnya?” Tanya Sophia.
“perusahaanku akan membuka beberapa outlet brand pakaian renang disana. membuka toko pakaian olah raga disana sangat menjanjikan. Karena daerah wisata.”
**
Sementara itu di salah satu ruangan di kantor Nat & Nath Company. Monika sedang berdebat dengan Josh perihal cutinya Sophia.
“Kacau! Ini semua gara-gara kamu Josh! Harusnya kamu tidak perlu sekeras itu padanya. Kamu tau kan bagaimana kacaunya proyek tanpa Sophia! Semua Hal kacau. Tidak ada yang kntrol, tidak ada yang akan kesana kemari mencari material murah. Tidak ada yang akkan betanggung jawab pada hasil testing. Sekarang siapa yang akan menggantikan dia? Kamu bisa? Sanggup?” Omel Monika yang kekesalannya tak terbendung. Josh diam saja. Dia tidak merasa bersalah dengan kepergian Sophia.
“Aku tidak menyangka dia ternyata bermental tempe.” Josh membela diri, “Lagian ucapanku tidak sekejam itu kok. Dia saja yang tidak bisa menahan diri.”
“Ucapanmu jahat Josh! Kamu sangat kejam, memperlakukan dia bagaikan seorang maling, yang kamu curigai mengambil uangmu! Dia kan bukan karyawan baru disini, yang pantas kamu jadikan bulan-bulanan, pantas kamu curigai! Kamu sangat jahat! Sekarang kita harus bagaimana? Kamu aja deh yang menggantikan dia mengurusi proyek!” Perintah Monika.
“Tapi bagaimana bisa? Aku saja tidak paham …” jawab Josh.
“ITU URUSANMU JOSH!” bentak Monika tidak sabaran. Monika kesal setengah mati
“Kenapa kamu kejam sekali Monika?” Tanya Josh tidak terima.
“Masalahnya proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya dibawah pengawasan Sophia itu berengaruh dengan kelanjutan kontrak jangka panjang kita dengan perusahaan Mores Corp Josh! Kamu kan tau bagaimana susahnya memenangkan tender mereka. Dan bagaimana aku melobi mereka sampai bisa dapat longterm contracted dengan Mores Corp!”
“Aku tau Monika, aku kan ikut terlibat dalam pemenangan tender itu!” Seru Josh.
“Jika kau sudah tau mengapa kau tidak berhati-hati dalam berbicara? Dan mengapa kau bisa-bisanya menudh dia dan mencurigai dia melakukan korupsi? Kau gila!” bentak Monika.
“Asistennya Sophia pasti bisa menggantikan Sophia mengawasi proyeknya. Aku yakin. Akan aku panggilkan dia kesini segera,” Ucap Josh.
“Tidak bisa! Kamu saja yang handle. Selama Sophia cuti panjang. Kamu harus menggantikan dia mengerjakan semua proyeknya. Paham?” Seru Monika tegas.
Josh diam saja mendengar ucapan Monika. Dia dan monika memang di garis jabatan yang sama. Namun Monika adala salah satu pemilik saham di perusahaan Nat & Nath Company. Sehingga menyebabkan Josh tidak dapat mengelak jika Monika sudah memerintahkan.
**
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.