Tidak tahu sejak dan sudah berapa menit lamanya, Asya terjebak. Dia tersentak saat tubuhnya tahu-tahu sudah rebah saja di kasur, sedang baru sekarang ini Asya buka mata dan dia melihat lensa itu.
Tatapan mereka berjumpa dalam hening dan deru napas menerpa wajah satu sama lainnya. Asya semakin dibuat terkesiap di kala sebuah usap dia rasakan pada perbatasan kaki menuju perutnya. Entah sejak kapan, bahkan lingerie di mata Guntur sudah terjun bebas ke lantai. Asya menelan saliva, sementara pipi semakin merah saja.
Ini ... serius, nih?
Tatapan itu seakan mengajaknya melanglang buana lebih jauh daripada ini. Dan Asya merasakan sebuah sapuan hangat di bibir, lagi. Sungguh mati Asya nge-blank saat ini. Bahkan Asya merasa tak berdaya, ironi sekali, padahal beberapa menit lalu Asya adalah perempuan ya……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.