Meraih Impian 3
Share:

Meraih Impian 3

READING AGE 18+

Am rullah Romance

0 read

Pekerjaan Matahari sore mulai tenggelam, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan ungu. Raju duduk di beranda rumah, menghadap ayahnya yang sedang memperbaiki jala ikan. Aroma khas sawah dan air tawar memenuhi udara. Suasana terasa tenang, namun di hati Raju, gelombang besar harapan dan keraguan bergulung-gulung. Raju menghela napas panjang. "Yah," panggilnya pelan. Ayahnya, seorang petani yang sederhana namun bijaksana, menoleh. Wajahnya yang penuh kerutan terukir oleh garis-garis waktu dan kerja keras, namun matanya masih memancarkan kehangatan. "Ada apa, Nak?" tanya ayahnya, suaranya lembut. Raju ragu sejenak, kemudian berkata, "Yah, aku… aku ingin menjadi hakim." Ayahnya terdiam, tangannya berhenti memperbaiki jala. Ia menatap Raju dengan tatapan yang sulit diartikan, campuran keheranan dan kebingungan. Setelah beberapa saat hening, ia bertanya, "Hakim? Apa maksudmu, Nak?" "Aku ingin menegakkan hukum dan keadilan, Yah," jawab Raju dengan penuh semangat. "Aku ingin membantu orang-orang yang tertindas, melindungi yang lemah, dan memastikan setiap orang mendapatkan haknya." Ayahnya kembali terdiam, merenungkan kata-kata Raju. Ia bukan orang berpendidikan tinggi, tetapi ia memahami nilai-nilai keadilan dan kejujuran. Ia tahu betapa pentingnya hukum untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di masyarakat. Setelah beberapa saat, ayahnya berkata, "Itu cita-cita yang mulia, Nak. Tapi jalan untuk menjadi hakim sangatlah panjang dan sulit. Apakah kamu siap untuk itu?" "Ya, Yah," jawab Raju mantap. "Aku tahu itu tidak mudah. Aku harus belajar keras, menghadapi banyak tantangan. Tapi aku yakin aku bisa melakukannya. Aku ingin menjadi hakim yang adil dan bijaksana, seperti yang selalu kau ajarkan padaku." Ayahnya tersenyum, sebuah senyum yang penuh kebanggaan dan sedikit kekhawatiran. "Kau selalu menjadi anak yang baik dan bertanggung jawab, Raju. Aku bangga padamu. Tapi ingatlah, Nak, menjadi hakim bukan hanya tentang hukum dan peraturan, tetapi juga tentang hati nurani dan kebijaksanaan. Jangan pernah melupakan nilai-nilai yang telah kau pelajari dari hidup di desa ini." "Aku mengerti, Yah," kata Raju. "Aku akan selalu mengingat ajaranmu. Aku akan berusaha menjadi hakim yang adil, jujur, dan berintegritas. Aku akan selalu mengingat akar-akar kehidupanku di desa ini, dan menggunakannya sebagai pedoman dalam menjalankan tugas sebagai hakim." Ayahnya mengangguk, meletakkan jala yang telah diperbaikinya. Ia meletakkan tangannya di pundak Raju, memberikan sentuhan penuh kasih sayang dan dukungan. "Baiklah, Nak," katanya. "Ikutilah mimpimu. Ayah akan selalu mendukungmu. Semoga Tuhan memberimu kekuatan dan kebijaksanaan untuk mencapai cita-citamu." Raju memeluk ayahnya erat-erat, air mata haru bercampur bahagia membasahi pipinya. Ia merasa sangat beruntung memiliki ayah yang selalu mendukungnya, meskipun mimpinya mungkin tampak jauh dan sulit dicapai. Dengan tekad yang bulat, ia akan berjuang untuk mewujudkan cita-citanya, menjadi hakim yang menegakkan hukum dan keadilan, dan membawa perubahan positif bagi masyarakat. lanjutan 4

Unfold

Tags: adventurefamilyconfidentdramabxgcampus
Latest Updated
Meraih Impian 4

Pekerjaan

Matahari sore mulai tenggelam, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan ungu. Raju duduk di beranda rumah, menghadap ayahnya yang sedang memperbaiki jala ikan. Aroma khas sawah dan air tawar memenuhi udara. Suasana terasa tenang, namun di hati Raju, gelombang besar harapan dan keraguan bergulung-gulung.

Raju men……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.