Meraih Impian 4
Share:

Meraih Impian 4

READING AGE 18+

Am rullah Romance

0 read

Mendapatkan Pekerjaan Mentari pagi menyinari sebuah rumah sederhana di desa terpencil. Raju, kini mengenakan kemeja putih rapi dan jas hitam, berdiri di depan ayahnya yang duduk di beranda, tangannya masih memegang cangkul. Wajahnya tampak lebih tua, namun senyumnya tetap sama hangatnya. "Yah," kata Raju, suaranya bergetar sedikit karena menahan haru. "Aku… aku lulus." Ayahnya menatapnya, mata keriputnya menyipit karena silau matahari. Ia meletakkan cangkulnya perlahan, lalu menatap Raju dengan penuh perhatian. "Lulus? Lulus apa, Nak?" Raju tersenyum, mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari tasnya. "Aku lulus ujian hakim, Yah. Aku akan menjadi hakim." Ayahnya terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. Ia tak mampu berkata-kata, hanya mampu menatap putranya dengan kebanggaan yang teramat dalam. Setelah beberapa saat, ia meraih tangan Raju, menggenggamnya erat. "Alhamdulillah," bisiknya, suaranya serak menahan haru. "Tuhan telah mengabulkan doamu, Nak." Raju mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ini semua berkat doa dan dukunganmu, Yah. Terima kasih." "Kau telah membuatku bangga, Raju," kata ayahnya, suaranya masih bergetar. "Cita-citamu yang mulia, tekadmu yang kuat… semua itu telah membawamu ke tempat ini." Raju membuka amplop itu, menunjukkan surat pengangkatannya. "Aku akan ditempatkan di sebuah kota kecil, jauh di pedalaman, Yah. Tempat yang terpencil, jauh dari desa kita." Ayahnya mengangguk mengerti. "Itulah pengabdian, Nak. Bukan di tempat yang nyaman dan mudah, tetapi di tempat yang membutuhkan keadilan paling besar." "Aku tahu, Yah," jawab Raju. "Aku siap menghadapi tantangannya. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menegakkan keadilan di sana, untuk membantu orang-orang yang membutuhkan." Ayahnya kembali menggenggam tangan Raju. "Ingatlah selalu pesan Ayah, Nak. Keadilan bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang hati nurani. Jangan pernah lupakan akarmu, asal-usulmu, dan nilai-nilai yang telah kau pelajari di desa ini." Raju mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Aku tidak akan pernah melupakannya, Yah. Aku akan selalu membawa nilai-nilai itu dalam menjalankan tugas sebagai hakim." Mereka berdua terdiam sejenak, diiringi oleh kicauan burung dan semilir angin pagi. Suasana haru dan kebanggaan memenuhi udara. Raju telah mencapai puncak mimpinya, menjadi hakim, siap mengabdi di tempat yang jauh dan terpencil. Namun, ia tahu, ia tak akan pernah sendirian. Doa dan dukungan ayahnya akan selalu menjadi kekuatan baginya. Ia akan selalu mengingat akarnya, dan selalu berusaha untuk menegakkan keadilan, di mana pun ia berada. lanjutan 5

Unfold

Tags: adventurefamilyconfidentdramabxgcampus
Latest Updated
Tanpa Judul

Mendapatkan Pekerjaan

Mentari pagi menyinari sebuah rumah sederhana di desa terpencil. Raju, kini mengenakan kemeja putih rapi dan jas hitam, berdiri di depan ayahnya yang duduk di beranda, tangannya masih memegang cangkul. Wajahnya tampak lebih tua, namun senyumnya tetap sama hangatnya.

"Yah," kata Raju, suaranya bergetar sed……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.