Meraih impian 1
READING AGE 18+
Meraih Impian Raju menyeka keringat dari dahinya, terik matahari siang membakar jalan desa yang berdebu. Ani, sahabat karibnya sejak taman kanak-kanak, berjalan di sisinya, wajahnya juga terukir dengan campuran kecemasan dan harapan. "Jadi, apa kata orang tuamu?" tanya Ani, suaranya nyaris tak terdengar di atas kicauan jangkrik. Raju menghela napas. "Mereka ingin aku membantu panen padi. Sekolah… bukan prioritas sekarang, katanya." Dia menendang batu lepas, membuatnya menggelinding ke bawah jalan. Ani mengangguk, pemahaman terpancar di matanya. Keluarganya sendiri juga berjuang, tapi orang tuanya, tak seperti orang tua Raju, selalu menekankan pentingnya pendidikan. "Orang tuaku masih bicara dengan paman di kota," kata Ani, secercah harapan terpancar di suaranya. "Mungkin dia bisa bantu aku mendapatkan beasiswa." "Beasiswa?" Mata Raju melebar. "Itu… luar biasa." "Tidak dijamin," Ani mengingatkan, "tapi ini sesuatu. Bagaimana denganmu? Sudah memikirkan pilihan lain?" Raju menggeleng. "Belum. Tidak banyak pilihan di sini, kan? Mungkin aku bisa belajar suatu keahlian… menjadi tukang kayu seperti Pak Budi?" "Tapi kamu pandai sekali matematika, Raju!" Ani protes. "Ingat waktu kamu menyelesaikan soal geometri yang mustahil itu? Kamu bisa berprestasi jika diberi kesempatan." Mereka sampai di pohon mangga tua, tempat pertemuan mereka, rindangnya menjadi tempat berteduh yang nyaman dari terik matahari. Mereka duduk, keheningan hanya diiringi gemerisik daun dan suara kehidupan desa yang samar. "Aku tidak tahu, Ani," gumam Raju, suaranya berat dengan keraguan. "Rasanya… seperti jalan hidupku sudah ditentukan. Tidak ada jalan keluar dari sawah." Ani meletakkan tangannya yang menenangkan di lengan Raju. "Jangan bicara seperti itu, Raju. Selalu ada jalan. Kita hanya perlu menemukannya. Mungkin kita bisa bicara dengan Pak Guru? Dia selalu percaya pada kita." Raju memikirkan hal itu. Pak Guru, guru mereka yang mereka sayangi, selalu mendorong mereka untuk bermimpi besar, terlepas dari keadaan mereka yang sederhana. "Mungkin," kata Raju, sedikit tekad baru terdengar di suaranya. "Mungkin kita harus bicara dengannya besok." Keesokan harinya, mereka menemukan Pak Guru di kelas kecilnya, dikelilingi tumpukan buku teks dan buku latihan. Dia mendengarkan dengan sabar saat mereka menjelaskan kesulitan mereka, matanya yang baik hati mencerminkan kecemasan mereka. "Jalan menuju pendidikan tidak selalu mudah, anak-anakku," kata Pak Guru, suaranya lembut tapi tegas. "Tapi itu adalah jalan yang layak diperjuangkan. Mari kita jelajahi semua kemungkinan. Kita akan menulis surat, menelepon, dan melihat apa yang bisa kita temukan. Jangan putus asa." Hari-hari berganti minggu, dipenuhi dengan surat-surat yang ditulis, telepon yang dibuat, dan pertemuan yang dihadiri. Paman Ani akhirnya mendapatkan beasiswa sebagian, cukup untuk menutupi biaya kuliah dan beberapa biaya hidup di kota. Raju, dengan bantuan Pak Guru, mendapatkan magang di bengkel tukang kayu lokal, memungkinkannya untuk mendapatkan uang sambil melanjutkan studinya paruh waktu di sekolah malam. Di bawah naungan pohon mangga tua, berbulan-bulan kemudian, Raju dan Ani berbagi keberhasilan mereka, wajah mereka berseri-seri dengan kebanggaan dan kelegaan. Masa depan tetap tidak pasti, tetapi mereka telah menemukan jalan mereka, maju dengan berani dan persahabatan yang tak tergoyahkan. Pohon mangga, saksi bisu perjuangan dan kemenangan mereka, berdiri tegak, simbol harapan dan ketahanan di desa kecil mereka.lanjutan 2
Unfold
Lulus Perguruan Tinggi
Bertahun-tahun berlalu, pohon mangga tua itu masih berdiri kokoh, menyaksikan perjalanan hidup Raju dan Ani yang semakin jauh. Mereka berdua telah lulus dari ℙ𝕖𝕣𝕘𝕦𝕣𝕦𝕒𝕟 𝕥𝕚𝕟𝕘𝕘𝕚.
Suatu sore, Raju kembali ke desa, wajahnya berseri-seri . Dia baru saja menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi, meraih ge……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……