Bukan Sembarang Istri
Patah hati membawa Alina Handoko memilih untuk pulang kampung dan memutuskan menjalani kehidupan barunya di desa. Membuka sebuah usaha warung angkringan di depan rumahnya. Tiga bulan kemudian, sepasang kakek nenek yang merupakan tetangga barunya menawarkan sebuah perjodohan pada Alina.Barata Yudha adalah cucu dari kakek nenek tersebut yang juga baru pindah dan ikut tinggal bersama mereka berdua, karena pemuda itu bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil yang lokasinya tidak jauh dari rumah Alina.Merasa usianya sudah cukup matang. Apalagi jika hidup di desa seperti ini. Alina kerap dikatai perawan tua. Tidak mau berpikir panjang bagi Alina menerima perjodohan tersebut. Lagipula, Yudha adalah pemuda yang tampan dan memikat hati banyak wanita. Yudha sendiri tak kuasa menolak permintaan keluarga untuk secepatnya menikah karena dalam waktu kurang dari satu tahun, adiknya juga akan menikah. Dan sesuai tradisi dalam keluarga, Yudha tidak boleh dilangkahi adiknya. Jadilah pemuda itu pun menerima saja Alina sebagai istrinya.Baru satu bulan menikah, Yudha memboyong Alina ke kota dengan alasan dipindah tugas. Dan saat itulah kehidupan baru mereka dimulai. Rahasia juga jati diri masing-masing di antara mereka pun satu per satu mulai terkuak.Alina Handoko yang dimata Yudha hanyalah gadis biasa yang berasal dari desa, nyatanya wanita itu adalah seorang desainer terkenal sekaligus pemilik beberapa butik serta wedding organizer. Sementara Yudha yang Alina sangka hanyalah seorang buruh pabrik dengan gaji dibawah UMK, ternyata adalah CEO sekaligus anak lelaki dari pemilik pabrik tekstil dan pabrik garmen terkenal di negara ini.Apa yang akan terjadi pada Yudha dan Alina, saat status masing-masing di antara mereka mulai terungkap?Ya, Yudha cukup terkejut karena Alina bukan sembarang istri baginya karena dia adalah sosok wanita hebat yang selalu ada dan setia mendampinginya.
Unfold
"Selamat pagi!" sapa Alina ketika Yudha menghampirinya di ruang makan. Wanita itu berekspresi biasa saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa semalam. Tidak juga ada rasa bersalah.
"Pagi!" jawab Yudha, lalu menyeret satu kursi untuk dia duduki. Pria itu pun bersikap tak kalah tenang dari sang istri, meski sebenarnya ada kesal ketika ……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……