Ayah Temanku
Share:

Ayah Temanku

READING AGE 18+

Dewi Kim Romance

0 read

Aqila Damanik, gadis 19 tahun yang hidup dengan penuh kegetiran. Bagaimana tidak, ia hidup bersama ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Kehidupannya benar-benar sangat menyedihkan. Ia harus kuliah, melakukan kerja part time dan menjadi tulang punggung keluarga, belum lagi semua pekerjaan rumah dilimpahkan padanya. Sedangkan ibu tiri dan kedua kakak tirinya selalu menindasnya, dan sang ayah seolah tidak peduli.Aqila mempunyai seorang teman yang bernama Farah, satu-satunya teman yang dekat dengannya, mereka berteman saat mereka di bangku sekolah menengah. Seiring berjalannya waktu, seiring kedekatan Aqila dan Farah ... Tanpa diduga, Aqila yang hidup penuh dengan kegetiran malah mencintai Fikri Atmaja, yaitu ayah dari Farah.Aqila tidak tahu kapan cinta itu tumbuh. Namun seiring berjalannya waktu, ia merasakan debaran aneh saat melihat ayah temannya yang sangat dingin dan acuh. Tapi sikap dingin Fikri justru menjadi daya tarik sendiri untuk Aqila. Setiap ia melihat Fikri, rasanya Aqila ingin sekali menggapai lelaki itu.Fikri Atmaja lelaki yang kini menginjak 39 tahun, dia adalah seorang duda dan mempunyai anak satu yang kini menginjak 19 tahun, bernama Farah Atmaja. Kehidupannya begitu misterius, dia dingin, pendiam dan sangat tertutup. Dia bukan hanya dingin pada orang lain saja, melainkan dingin pada putrinya sendiri.Ada kejadian di masa lalu, di mana sampai sekarang ia tidak pernah bisa menyayangi putrinya. Selama 19 tahun Farah hidup, Fikri sama sekali tidak pernah mau peduli pada putrinya. Hingga Farah tumbuh menjadi wanita yang kesepian, tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, apalagi seorang ibu karena ibunya sudah meninggalDan Fikri yang dingin, tertutup serta misterius di pertemukan dengan Aqila, gadis Malang namun tetap ceria. Saat Aqila kabur dari keluarganya, Aqila memutuskan untuk berhenti kuliah dan tanpa diduga Ia diterima bekerja di perusahaan milik Fikri menjadi seorang office girl.Awalnya ia tidak terlalu mempermasalahkan Aqila bekerja di perusahaannya, karena Aqila murni masuk dengan tes, bukan karena dia adalah teman Farah. Tapi semakin lama, Fikri merasa semakin jengkel, karena Aqila yang selalu bertanya dan selalu sok dekat dengannya.Padahal jelas-jelas Fikri adalah orang yang tidak mau didekati oleh siapapun, termasuk putrinya tapi Aqila seolah sengaja mendekati Fikri. Mungkin, sikap Aqila tersebut adalah karena Aqila mencintai Fikri dan setiap ia bekerja ia selalu berusaha untuk dekat dengan ayah dari temannyaDan setelah sekian lama bekerja di perusahaan Fikri, akhirnya Aqila malah memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Fikri. Entah apa yang menuntun Aqila untuk jujur tentang apa yang ia rasakan, dan tentu saja Fikri menolak dan bersikap tegas pada Aqilah dengan memecat Aqila, agar Aqila tidak bekerja lagi di perusahaannya, bahkan ia pun sempat melontarkan kata-kata yang menyakitkan untuk Aqila.Namun seiring berjalannya waktu, setelah kepergian Aqila, Fikri merasa ada yang aneh. Seperti ada yang hilang dengan dirinya, awalnya, Fikri mengingkari perasaanya, ia selalu mengelak bahwa ia tidak membutuhkan Aqila dan menganggap Aqila hanya sebatas office girls di kantornya.Namun semakin ia mengelak, hatinya semakin tak tenang, hingga ada satu titik dia menyadari, bahwa dia mulai terbiasa dengan kehadiran Aqila. Dan ketika Fikri menyadari perasaannya. Ada satu fakta masa lalu yang terungkap dan dia pun menyesali perbuatannya yang mengabaikan Farah bertahun-tahun.Saat menyadari perasaanya pada Aqila semuanya terlambat, Aqila sudah sangat tersakiti dengan hinaan Fikri. Begitu pun dengan Farah.ketika Fikri menyesal telah mengabaikan dan berniat meminta maaf pada Farah, semua terlambat. Karena Farah sudah tak ingin lagi memaafkan Fikri yang sudah mengabaikannya.Tapi tentu saja Fikri tidak menyerah, sekarang ia harus berjuang mendapatkan Aqila dan putrinya.

Unfold

Tags: HEkickass heroinebossbxgcitychildhood crushassistantsubstitute
Latest Updated
Bab 5. Menyakitkan

Aqila terduduk di tanah, ia melihat kesana kemari. Ia memeluk dirinya sendiri. Jalan itu begitu sepi dan hening. Tidak ada siapapun, apalagi depannya sebuah kebun dan pepohonan.

Ia mengutuk dirinya sendiri, karena masuk ke dalam mobil Fikri seharusnya ia bersembunyi di tempat lain dan sekarang ia malah jadi ketakutan sendiri. Ia ing……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.