Jawaban Cerdasku Saat Suami Ijin Menikah Lagi
Share:

Jawaban Cerdasku Saat Suami Ijin Menikah Lagi

READING AGE 16+

Soh Romance

0 read

"Baju Abang kenapa belum disiapkan?" tanya suamiku setelah mandi. Mataku menyipit dan aku pura-pura terkejut.

"Apa, Bang? Apa aku gak salah dengar barusan?"

Bang Rivan terlihat heran saat berkata, "Tidak, apanya yang salah, Dik? Biasanya kan kamu selalu menyiapkan pakaian Abang," jawabnya.

"Itu dulu, Bang, sebelum Abang selingkuh dan berzina. Karena Abang akan menikah dengan selingkuhan Abang, jadi mulai sekarang dia yang akan menyiapkan keperluan Abang!"

Matanya membulat tak percaya.

"Ila, dia kan tidak di sini jadi bagaimana bisa dia menyiapkan keperluan Abang? Cepat siapkan baju Abang dan sarapan, Abang bisa telat, ini!"

Aku menggeleng tegas. "Gak sudi, Bang! Bawa aja selingkuhan Abang ke sini. Setelah satu bulan dia tinggal di sini, maka Abang boleh menikahinya!"

Lagi-lagi ia menatapku tak percaya. Selama ini aku adalah istri yang penurut. Jadi, wajar saja jika dia kaget.

"Kamu jangan mencoba membantah perintah Abang, ya? Kalau kamu begini terus, bisa-bisa Abang ceraikan kamu!" Bentaknya. Matanya sedikit mendelik dan dia membuang napas keras.

Aku balas menatapnya galak. "Oh gak masalah, Bang! Cerai dari Abang, aku akan cari yang baru. Ha ha." Aku tertawa, walau perasaanku hancur. Lalu aku melangkah cepat dengan sedikit menabraknya yang membuatnya menganga tak percaya. Apa dikiranya aku perempuan lemah yang mau diinjak-injak, apa? Tak sudi! Lihat saja, Bang, kamu akan menyesal karena telah mengkhianatiku.

(Season dua dalam cerbung, Menikah Dengan Kakak Sekarang Juga!

Unfold

Tags: possessivearrogantdramatragedycomedytwistedsweethumorousmysteryfirst love
Latest Updated
Part 15

Aku tersenyum malu saat tiba-tiba saja Mama melongokkan kepala ke belakang. Aku nyengir kecil saat bersitatap dengan mama yang bergantian memandangku dan Kak Adam. Dagu Kak Adam diletakkan di pundakku dan dia memejamkan matanya.

"Kak," kataku lirih, sambil berusaha melepas tangan Kak Adam yang memelukku erat. Aku malu pada mama, sum……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.