Muridku yang Mencintaiku
Share:

Muridku yang Mencintaiku

READING AGE 16+

Zena S.S Romance

0 read

Aku menatap alat tes kehamilan yang ayah lemparkan di hadapanku begitu aku masuk kedalam rumah. Aku menatap papa yang juga menatapku tajam, ada kilat amarah di matanya. Papa terlihat sangat kecewa kepadaku dan aku mengerti itu. Aku hanya bisa menunduk sedih, aku mengerti sangat sangat mengerti "orang tua mana yang tidak kecewa memiliki anak yang hamil di luar nikah" ujarku dalam hati.

Aku sampai lupa dengan anak laki-laki disebelahku. Ketika aku menoleh kearahnya, dia sedang memandang alat tea kehamilan itu. Dengan cepat aku segera mengambil nya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Apa kamu yang telah melakukan itu pada anak gadisku ?" Tanya papa mengarah pada alen, laki-laki disebelahku dengan suara menggelegar.

"Bukan pah, dia cuma anak murid yang mengantar ku pulang karena aku sakit" Jawabku dengan cepat, sebelum alen menjawab pertanyaan papa.

Aku menyadari alen sedang menatapku. Tapi aku malu untuk mengangkat wajahku, dia sudah mengetahui aibku. Aib seorang guru yang hamil di luar nikah. Bagaimana dengan masa depanku ? Bagaimana dengan anak yang ada dalam rahimku ? Memikirkannya tanpa sadar membuat air mataku menetes, aku merasa bersalah, pada diriku, pada keluarga ku.

"Aku akan bertanggung jawab!!!"

Suara laki-laki disebelahku itu memecah lamunanku. Bagaimana mungkin seorang laki-laki yang masih duduk dibangku sekolah menjadi suamiku. Aku menoleh ke arahnya dan dia mengangguk dengan pasti sambil tersenyum. Ada keyakinan dalam matanya.

Aku kembali menundukkan kepalaku, bagaimana mungkin anak itu bisa mengatakan hal yang begitu mustahil di depan papa? Bagaimana dengan keluarga nya ? Apa dia tidak memikirkan orang tua nya ?

Terima kasih ya, dukungan kalian adalah semangat buat aku. Semoga kalian suka dengan jalan ceritanya ya, semangat.

Unfold

Tags: dramasweet
Latest Updated
Ingatan yang terlupakan

Aku meninggalkan alen yg masih menatap kepergianku. Ini sudah kesekian kalinya alen menunjukkan perasaannya padaku, hanya saja aku merasa ini bukan hal yang wajar. Aku meyakinkan diriku mungkin perasaan alen hanya bentuk kekaguman murid kepada guru, tidak lebih. Tapi jika itu bentuk kekaguman, tidak mungkin sampai memeluk bahkan mencium. Alen su……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.