Detak Cinta Dokter yang Terlambat
“Apa-apaan kalian!”
“Mama … Papa ….”
Aku maju selangkah untuk menutupi tubuh Nada dan memberi pakaiannya.
Wanita yang Nada panggil Mama itu mendekat dan menariknya menuju kamar.
“Papa,” lirihnya. Pria paruh baya itu hanya mengangkat tangannya dan sang Mama kembali menuntun Nada masuk ke dalam kamar.
Di sinilah aku sekarang, duduk berdua dengan Om Sagara, papa Nada. Aku sudah memperkenalkan diriku. Saat aku hendak bersuara menjelaskan kejadian tidak pantas untuk dilihat tadi, Om Sagara terus menahanku.
Sebenarnya aku sedikit bingung dengan situasi ini, alih-alih mendengar penjelasanku atau menegurku. Lelaki paruh baya itu menyajikan minuman hangat untukku.
Mama Nada keluar dari kamar, beliau mengatakan Nada menangis hingga tertidur.
“Pernikahan kalian akan digelar sabtu depan.”
Pernikahan?
Takdir seperti apa ini? Akrab saja tidak, tiba-tiba tanggal pernikahan sudah ditetapkan.
Cover by. Tsani
Unfold
Pov Ganda
Sembilan bulan kemudian
Aku baru saja keluar dari ruang operasi setelah berkutat selama empat jam penuh. Napasku sedikit tersengal, tapi perasaan lega itu akhirnya datang. Operasi berjalan lancar. Aku melepas sarung tangan steril dengan gerakan cepat, lalu berjalan menuju ruang dokter untuk istirahat sejena……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……