Aku Bukan DARA
Share:

Aku Bukan DARA

READING AGE 18+

Amy Larahati NewAdult

0 read

"Kak, aku hamil." Sebuah kalimat itu meluncur dari bibir gadis yang bahkan belum bisa berpikir dewasa.

Kata-kata Dara Aulia, gadis berpakaian putih abu-abu itu seperti petir siang bolong di telinga pemuda tampan yang kini berdiri di hadapannya. Lelaki itu hampir sebaya dengan sang gadis, mungkin hanya berbeda beberapa tahun. Karena ia juga masih berseragam abu-abu.

"Apa maksudmu?" tanya pemuda itu panik.

"A-aku telat datang bulan dan aku sudah mengeceknya, ternyata aku hamil." gadis itu mengulurkan sebuah test pack dengan dua garis merah.

"Bagaimana bisa?" tanya pemuda itu seolah-olah memang tak tahu. Ia menerima test pack itu dengan enggan.

"Kakakk ... bukankah Kakak yang melakukannya? Kenapa Kakak bertanya seolah tak tahu apa-apa?" tanya gadis itu menangis.

"Hei, kenapa menangis? Jangan menangis di sini Ra! Kamu ingin kita menjadi tontonan banyak orang?" ucap pemuda itu gugup dan mengedarkan pandangannya, takut jika ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Bagaimana ini Kak? Dara takut ...," isak gadis itu semakin menjadi.

"Sttt ... diam Ra!" bentak pemuda itu tak sabar.

"Ayo ikut Kakak!" Pemuda itu menarik tangan gadisnya dan membawa ke parkiran.

Sesampainya di sebuah mobil sedan, Ardika Satya menyuruh gadis itu masuk ke dalam mobil. Dan ia juga ikut masuk.

"Kamu yakin Ra? Atau mungkin hasil testnya salah?" tanya pemuda itu tak sabar.

"Nggak mungkin Kak. Dara sudah mengecek dengan lima test pack dan hasilnya sama. Positif semua." Gadis itu menjelaskan dengan menangis.

"Sial!! Kenapa jadi begini?"

"Kak Ardi, Dara takut. Kakak akan bertanggung jawab kan?" tanya gadis itu dengan sorot mata memohon.

Unfold

Tags: one-night standforcedpregnantscandalsensitivedramafemale leadcity
Latest Updated
Epilog

Sudah setahun lamanya Laras dan Satya tidak berjumpa. Bahkan untuk berbicara di telepon pun mereka tidak diizinkan.

Semua itu adalah syarat dari Frans. Mereka akan dipisahkan selama satu tahun dan tidak boleh berkomunikasi sama sekali. Sementara itu, Satya harus mendalami ilmu agama di sebuah tempat yang mirip dengan pesantren di Malaysia.……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.