The Thousandth Lunar Eclipse
Share:

The Thousandth Lunar Eclipse

READING AGE 18+

kak.ofa Fantasy

0 read

Jika vampir hidup berdampingan dengan manusia, apakah itu menjadi sesuatu yang membahayakan?
Namun vampir itu tidak akan meminum darahmu. Melainkan, dia mendapatkan energi dari kecupan hangatmu.
Jika vampir itu seksi dan tampan, apa kau akan memberikannya?
Bagi Hannah, bukan hanya sekedar diminta, tapi mungkin ia akan memberikannya, karena Max, -si vampir tampan, itu pun tidak kunjung menciumnya.
*
“Aku minta maaf jika perkataanku membuatmu bersedih. Tapi … aku mohon Hannah, jika kau jauh dari jangkauanku, kau berada dalam bahaya.” Max kali ini lebih lembut saat berbicara dengan Hannah.
“Bahaya apa? Aku tak mengerti,” ungkap Hannah seraya berusaha menghentikan tangisnya.
“Vampir seperti Edmund ada di mana-mana. Tadi aku pergi mengejar vampir yang ingin mencuri ciuman pertamamu.” Max pun jujur pada Hannah.
Hannah menganga dan menutup mulutnya menggunakan tangan seakan tak percaya. “Kenapa …? Kenapa, Max?” Hannah tak mengerti kenapa dia yang menjadi incaran para vampir.
“Hawa murni begitu semerbak darimu Hannah. Kami para vampir sangat menyukai baumu sehingga kami berebut untuk mendapatkan ciuman pertamamu.”
“Lalu … kenapa kau malah menjagaku dan tidak menciumku saja, Max? Bukankah kau juga membutuhkannya?” Hannah berkata seolah ia ingin Max menciumnya.
“Aku menjagamu, karena hanya kekasihmu yang berhak mendapatkannya. Maka dari itu aku menjagamu.”
Hannah menangis lagi di hadapan Max. Ia bersedih, namun kali ini bukan karena apa-apa. Ia hanya merasa pikirannya terlalu lelah.
“Sejak kapan …?”
“Maksudmu?”
“Sejak kapan kau menjagaku, Max?”
Max menghela napasnya sebelum menjawab. “Sejak kau mulai dewasa. Aku menjagamu sejak saat itu.”
Hannah pun menghapus air matanya. Lalu ia menyodorkan wajahnya dengan bibir yang terbuka di hadapan Max. Ia sudah tak peduli lagi dengan harga diri, ia sudah merasa terlalu lelah.
“Kalau begitu cium aku!"
*

Unfold

Tags: mysteryvampiremythologyfirst lovevirgin
Latest Updated
BAB 67 END

"Kau ini kenapa, sayang? Duduklah." Mrs. Ferer menegur suaminya yang terlihat gelisah.
"Bagaimana aku bisa tenang, putri kita akan menikah." Mr. Ferer memijat pelipisnya.
"Hmmm .... Semua orangtua akan ada masa di mana mereka harus melepaskan putra dan putri mereka untuk memilih jalan hidup sendiri." Mrs. Ferer mengusap airmata di pelupu……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.