LANA
"Aku seorang lelaki, aku butuh hal lain dari sekedar kata cinta. Aku ingin memilikimu!"
Penjara cinta?
Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk Qiana. Semenjak Erlangga menjadi pacarnya. Ia memang tak punya kebebasan. Erlangga yang tegas, Erlangga yang protective, dan posessive. Membuat Qiana hanya bisa mengalah dan menurut saja.
"Tidak ada toleransi untuk siapa saja laki-laki yang berani natap kamu. Mereka bisa mampus, atau mati!"
Dari itu Qiana memilih diam. Karena hanya itu cara ampuh agar Erlangga tak melukai siapapun.
Unfold
Efilog.
Delapan bulan kemudian
"Lang..."
Qiana meringis. Ia mengelus perutnya. Ini bulan ke sembilan. Sepertinya minggu-minggu ini Qiana akan melahirkan.
Sebagai suami yang siaga. Erlangga selalu menjaganya amat ketat. Bahkan ia memasang CCTV di semua ruangan. Agar ia bisa mengecek Qiana lewat ponselnya---ke……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……