Stevany dan Wingga
READING AGE 18+
Stevany punya dendam tersendiri pada Wingga, sepupu dari William, Pria yang pernah dijodohkan dengannya.
Dan saat melihat pria itu berjalan dengan seorang wanita di salah satu Mall di pusat kota, membuat Stevany tersenyum licik. Di tidak pernah menyangka kalau selera Wingga adalah wanita yang lebih tua dari umur nya.
Stevany berdiri dengan membawa gelas berisi jus jeruknya. Saat sudah sampai di depan Wingga dan wanitanya, Stevany menyiramkan jusnya ke wajah Wingga.
"Dasar pria b******k! pria tidak bertanggung jawab! Setelah puas meniduriku, sekarang kamu jalan dengan perempuan lain?!" Stevany rasanya ingin tertawa puas saat melihat wajah tegang milik Wingga.
"Wingga benar kamu melakukan itu?" Wanita yang tadi di gandeng oleh Wingga bertanya dengan wajah marah. Stevany tersenyum puas saat melihat Wingga, dia menjulurkan lidahnya saat melihat Wingga.
"Ma, bukan begitu-," Wingga ingin menyangkal, tapi saat melihat wajah Stevany yang berubah, mungkin karena mendengar dia menyebut wanita itu dengan sebutan 'Ma'.
"Wingga minta maaf ma," Bisik Wingga, sambil tersenyum misterius.
Stevany yang tadi terlihat tersenyum puas mulai bingung dan kemudian berubah tegang saat mendengar Wingga memanggil wanita itu dengan sebuatan 'ma'. Dia tidak mungkin salah dengar kan?
"Jadi anak saya memaksa kamu untuk melakukan itu?" Wanita yang di sebut mama oleh Wingga melihat Stevany dengan lembut.
"Eh," Stevany mulai gelagapan.
"sebagai ibu Wingga, saya minta maaf atas kelakukan putra saya. Dan sebagai bentuk pertanggung jawaban Wingga, saya akan memintanya untuk menikahi kamu. Tolong beritahu keluarga kamu kalau kami akan datang melamar kamu besok"
"Tante maaf, se-sepertinya saya salah orang"
"tidak perlu takut, kalau Wingga macam-macam. Kamu laporin ke saya, Saya akan menegornya" Wajah Stevany pias, sementara Wingga tersenyum penuh kemenangan.
Cover by. ReiArt
Unfold
Baru satu bulan memimpin perusahaan, tidak ada perkembangan apapun yang mampu Daniel lakukan. Bahkan perusahaan mengalami penurunan yang drastis. Tidak hanya satu perusahaan yang memutuskan kontrak dengan mereka sudah ada empat perusahaan yang mengirimkan surat pembatalan kontrak. Tekanan datang dari segala arah. Bahkan Chris, sang Papa pun ikut……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……