Beyond The Limit
READING AGE 16+
Alan & Vina
____
Vina membenci Alan. Itu titik, tidak pakai koma. Kesombongan yang Alan tampakkan di pertemuan pertama mereka sangat sukses membuat Vina geram.
"Jika bisa berbuat baik, kenapa harus memilih berbuat jahat?"
Pertanyaan itulah yang selalu Vina pikirkan berulang kali soal Alan. Kata benci saja tampaknya tak cukup untuk menggambarkan perasaannya. Terlebih setelah mereka bertemu kembali dan Alan masih tak menunjukkan adanya perubahan. Yang ada justru semakin parah. Vina semakin tidak memiliki alasan untuk tidak membenci pria itu.
Namun, bukankah batas cinta dan benci sangatlah tipis? Lalu bagaimana jika keduanya dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka berjalan seirama?
____
I feel a whole new emotion when I am with you. I guess this is what people call love. - Alan Dzaka Raksabumi.
.
I am facing such a hard time in keeping my mind off you. — Davina Puspita Maheswara.
Unfold
“Lihat anak kita, sayang.” Suara Mas Alan membuatku yang tadinya sedang mengecek ponsel, seketika menegakkan kepala. Aku menatap lurus ke depan, lalu tersenyum.
Di depan sana, Daffa sedang dikerubungi beberapa teman perempuannya. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi yang jelas, Daffa benar-benar laki-laki sendiri. Kepalanya menyembul……
Waiting for the first comment……