Dia Canduku
"Kak, pliis jangan sebar vidionya," mohon Lala, bersimpuh di kaki Levine.
Levine menyeringai, memutar vidio yang tentu tersimpan begitu baik di memory ponselnya. "Gue penasaran banget sama komentar cowok-cowok yang memuja lo bagai dewi itu. Gimana kalo mereka tau lo sering--"
Lala menggeleng, tangannya makin menarik celana panjang Levine. "Pliis, jangan ... aku mohon."
Levine tersenyum penuh kemenangan. "Yaudah, puasin gue."
Unfold
Taxi warna biru yang membawa Levine berhenti tepat di depan rumah berlantai dua yang cukup megah. Levine segera keluar setelah membayar tagihan. Melangkah menuju teras, lalu menekan bel yang ada di samping pintu. Ini sudah malam, pasti dua penghuni rumah juga sudah tidur. Kembali tangannya menekan bel, lebih sering, berkesan tak sabaran.
<……Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……