Let's Break Up
Ragha itu penyihir. Lontaran katanya seperti mantra yang membuat Adara tidak berkutik. Tanpa sadar jika racun itu mengalir semakin dalam ... dalam ... lebih dalam lagi.
Memasuki sel tubuhnya dan mengikat enzim yang berperan penting dalam pernapasan sel. Tidak heran jika sesak itu terasa lebih menyiksa ketika kedunya bertemu.
Sayangnya, Adara yang lemah tidak bisa terlepas dari belenggu Ragha. Walau hati terus berteriak mengingkari, apalah daya jika otak dan tubuhnya seolah memberi izin.
Sampai Tuhan ikut andil dalam kehendak-Nya. Meluluhlantakkan hati Adara yang sudah hancur. Melebur bersama air mata. Bukti penyesalan atas kesalahan fatal yang bodohnya berkali-kali ia lakukan.
Membuatnya sadar, jika kehadirannya tidaklah lebih dari seorang 'pemuas' untuk serigala yang tercover rapi dalam wajah mempesona.
***
Cover by Canva Premium
Unfold
Kala kaki melangkah pelan menuju uluran tangan di depan sana. Kala senyuman manis itu menyambut dan menularkannya untuk menyunggingkan senyuman yang sama. Kala jantung berdebar kencang dalam tempo yang lebih cepat dari biasanya. Kala rasa yang dulu sempat ada dan tenggelam dalam ukiran hati penuh luka.
Mimpi. Jika saja kesadaran tid……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……