Seamin Tak Seiman
READING AGE 16+
"Bintang, kamu yakin mau sama saya? Bukannya ragu sama kamu, tapi mengingat umur kamu yang masih 19 tahun, saya jadi minder, Bintang. Kamu pasti malu. Saya ini mencari sosok pendamping hidup. Saya juga sudah berumur. Kamu juga tahu kalau saya seorang duda meski tanpa anak. Usia saya sudah 29 tahun, Bintang. Memang 10 tahun itu perbedaan usia yang masih bisa dimaklumi, tapi bagi saya, perbedaan kita begitu jauh, Bintang," ujar Langit pada pertemuan pertamanya dengan gadis manis bernama Bintang Raina Putri.
Langit Aldebaran Putra adalah seorang penulis ternama, begitu juga dengan Bintang. Mereka dipertemukan dalam suatu grup kepenulisan. Berawal dari chat online, perasaan mereka berubah jadi nyata.
Bintang tersenyum tulus. Ia menatap Langit begitu lekat. "Om, usia itu tidak menjamin kedewasaan seseorang. Yang bisa menjadi penentu suatu kedewasaan adalah pola pikir. Banyak kok orang yang usianya udah matang, tapi pemikirannya masih seperti bocah. Tidak sedikit pula remaja yang usianya masih belasan tahun, tapi sudah bisa berpikir dewasa. Aku tidak ingin mengatakan diriku dewasa, tapi kamu bisa menilai sendiri bagaimana diriku. Kamu mau coba mengenalku lebih dalam lagi?"
Langit begitu terkesima dengan jawaban yang Bintang berikan. Langit pun akhirnya mencoba menjalin hubungannya, dan pada akhirnya Langit semakin jatuh di pelukan Bintang. Ia begitu menyayangi gadis itu. Namun sayangnya, takdir berkehendak lain. Selain perbedaan usia yang cukup jauh, perbedaan keyakinan pun turut mendukung perpisahan mereka.
Bintang menolak tegas saat Langit mengajaknya menikah beda agama. Namun, Langit tidak bisa melepas Bintang begitu saja. Langit masih ingin mencoba menjalaninya, meski tahu jika cinta mereka akan terhalang restu. Dia tetap memilih mempertahankan Bintang dengan berbagai cara, meski ia tahu, jika hal paling menyakitkan dari suatu patah hati adalah tetap mencoba melawan semesta meski restu Tuhan tak berpihak pada mereka.
Unfold
Sangking kesalnya, Bintang mendorong tubuh Adryan hingga lelaki itu jatuh terjermbab ke tanah.
Bintang membekap mulutnya saat tak sengaja membuat Adryan jatuh. Perasaan bersalah, seketika menyelimuti hatinya yang tak karuhan.
"Aduh! Sakit, kok aku di gelundungin sih?"
"Maaf, aku gak sengaja. Gak bermaksud b……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……