I'm Sorry I Love You
READING AGE 18+
Di dunia, sebagian orang tak seharusnya bertemu. Itu saja. Michael mengalami hal itu. Dia dan wanita itu, tidak seharusnya bertemu!
Michael yang belakangan ini menjadi hampir gila karena dihantui potongan-potongan mimpi mengerikan tentang seorang wanita yang sama sekali tidak pernah ia kenal, akhirnya bertemu dengan wanita itu disini. Wanita itu ternyata tinggal tepat di depan kamar apartemen barunya.
Sulit bagi Michael untuk melihatnya, karena belakangan ini ia terus melihat potongan gambar wanita itu yang mati bunuh diri di kamar apartemennya dalam kesengsaraan. Bagai dipermainkan takdir, saat mengetahui hancur dan depresinya wanita itu notabene disebabkan oleh tangannya sendiri, mau tidak mau Michael terus memikirkan dan mengkhawatirkannya. Entah mengapa ia ingin memeluknya dengan kehangatan dan membantunya menghilangkan luka yang disebabkan olehnya itu… Walau ia tahu ia tidak berhak. Bagi wanita itu, ia adalah penjahatnya.
Merasa tidak ada kebetulan dalam sebuah takdir, Michael berusaha menyelamatkan wanita itu sembari berharap adanya kemungkinan penebusan dosa. Dalam proses itu, setengah mati Michael berharap bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada wanita itu. Namun akhirnya Michael menemukan dirinya yang terus menginginkan dan mengharapkan wanita itu, di saat kenyataan berteriak kencang di telinganya bahwa wanita itu satu-satunya orang yang tidak boleh ia dapatkan. Sebilah belati bagai menancap kuat di jantungnya. Mencintai… ternyata sesakit ini.
Berbagai ‘kalau saja’ berkelebat di benak Michael.
Kalau saja takdir tak pernah mempertemukannya dengan wanita itu.
Kalau saja ia menjauhi wanita itu di saat pertama mereka bertemu.
Kalau saja ia bisa mengendalikan diri untuk tidak mencintai wanita itu.
Kalau saja… Sejak awal penjahat sepertinya tidak pernah dilahirkan.
Unfold
Michael Elias Thorne menengok spion mobilnya. Kanan dan kiri bergantian. Kemudian memundurkan mobil keluar dari area parkir apartemen dengan hati-hati. Ia melingkarkan sabuk pengaman di tubuhnya. Lalu melajukan mobil keluar kompleks apartemen.
Baru beberapa meter, di kejauhan terlihat Maria yang sedang berjalan ke halte. Tanpa sadar Micha……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……