loading...
Author's notification:
Ayo komentar yaaaaa.... Jangan lupa kasih #Vote# tiket biru ya untuk dukung ceritaku. SPOILER NEXT BAB: “Kau tidak boleh memiliki keinginan. Jadi buang jauh-jauh keinginan itu. Bahkan, bila Austin mati sekarang pun, kau berlutut di kakiku untuk bisa hadiri pemakamannya, aku tidak akan membiarkannya. Semua harus berjalan sesuai keinginanku, bukan dirimu, Becca.”
- Add
- Table of contents
- Display options
-
Follow
- Previous
- Next
- Prolog
- Rebecca Tasanee
- Sean Caldwell
- Tamu Tak diundang!
- Terkurung!
- Terkurung 2
- A glimmer of hope
- Awal Penderitaan
- Awal Penderitaan 2
- Bonekamu
- Bonekamu 2
- Pesta Kalangan Atas
- Menyedihkan dan Kesepian
- Sia-sia saja!
- Sia-sia saja 2
- Pakai Otak
- Allura Hamilton
- Kapan pun aku ingin
- Jangan tersenyum!
- Pagi pertama di Paris
- Tertarik
- Seperti Bukan Dirimu
- La Seine
- Jatuh sakit
- Siapa yang sebenarnya sakit?
- Kotak Kepedihan
- Menjatuhkan Harga Diri
- The Marais
- The Marais 2
- Ancaman Lain!
- Malam dan Pagi Bebeda
- Permintaan Austin
- Virus Romance ala Paris
- Bukan Hanya Nama yang Sama
- Kebencian Yang Lain
- Orang Asing Bagiku
- Resmi Sekamar Selamanya
- Peringatan?
- Karma
- Pesan Suara
- Sean Posesif
- Merayap Perasaan Aneh
- Semakin Dekat
- Kekalahan
- Wanita Lain
- Keputusan Berat
- Tidak Pulang
- Benar-benar Hanya Berdua
- Saling Mencintai?
- Saling Mencintai? 2
- Duka Mendalam
- Bisa Percaya?
- Sadar Diri, Posisiku Dalam hidupmu!
- Aku Tak Akan Melepasnya!
- Apa ini yang disebut Karma?
- Salahku, terlalu berharap
- Akhir Dari Dendam
- Seperti Tujuan Awal
- Masa Rapuh
- Jangan Menekannya!
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.