Danira menatap langkah Bara yang keluar dari ruangannya, setelah terlebih dahulu menyiapkan makanan untuknya.
Dia tahu ucapan yang keluar dari mulutnya tadi mungkin menyinggung hati dan perasaan Bara. Danira tidak sungguh-sungguh tak mempedulikan calon anak di dalam perutnya. Mendengar bahwa kehamilannya lemah saja ia merasa takut. Takut jika anaknya tak mempunyai kesempatan untuk menghirup udara di dunia ini.
Hanya saja, ia tak menyukai perhatian Bara yang terlalu berlebih. Semuanya terasa begitu memberatkannya, bagaimana kalau nanti dia pulang ke rumah dan merindukan semua ini?
Melihat apa saja yang Bara belikan untuknya membuat hatinya tersentuh. Dia ternyata tak seburuk itu, seperti tuduhan yang Danira berikan selama ini. Bara laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan memperhatikan iste……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.