Ini sudah pukul tujuh lebih tiga puluh menit dan tak biasanya Danira belum keluar dari kamarnya. Bara bahkan sudah menunggunya di meja makan dan menghabiskan satu cangkir kopi.
Baru saja ia hendak berdiri dari kursi dan membangunkannya, Danira keluar dari kamar. Mengambil segelas air putih dan meminumnya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bubir Danira hingga wanita itu keluar dari apartemen dan menuju mobilnya di bawah.
Bara menghembuskan nafas berat. Kepalanya berpikir keras, bagaimana ia harus menebus kesalahan dirinya juga sang Ayah kepada Danira dan keluarganya?
Dia tak bisa selamanya hidup dengan keadaan seperti ini. Perasaan malu dan bersalah yang dia rasakan sungguh menyiksa hatinya.
Bara kemudian bergegas meninggalkan apartemen dan menyusul Danira ke kantor. Dia harus bisa memak……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.