Baru saja pintu ditutup dan Umi masuk setelah mengantar Arani dan Gibran untuk berangkat ke rumah sakit, Umi sudah dikejutkan dengan Nadia yang sudah berdiri di ambang pintu menunggunya.
“Sudah pergi mereka, Mbak?” tanya Nadia menatap ke arah jendela, memperhatikan mobil Gibran yang melaju perlahan, lalu menghilang di ujung gang.
“Iya, barusan pergi. Kamu, kenapa tidak ikut mengantar?” tanya Umi menatap Nadia penuh selidik. “Kamu baik-baik saja?” tanya Umi lagi melanjutkan pertanyaannya.
“Mbak gimana? Apa baik-baik saja dibandingkan sama aku. Aku dengar lo, tadi Mbak membela aku. Kenapa harus begitu, apa tidak sebaiknya jujur?” tanya Nadia menatap Umi.
Umi menghela napas, lalu berjalan pelan menuju ruang makan, wanita itu mulai merapikan piring-piring bekas sarapan dan menaruhn……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.