"Apa yang terjadi pada Aura?" tanya Shen dengan raut wajah yang terlihat panik.
Sisi mulai memperlihatkan sebuah rekaman pada Shen, membuat wajah Shen langsung merah padam saat melihat Aura sedang menari gembira dengan banyaknya seorang pria di sebuah klub malam.
Melihat Aura yang terlihat begitu sangat asyik dan membiarkan banyak seorang pria menyentuh tubuhnya, dengan cepat Shen langsung berdiri dan mengambil jasnya tanpa memakainya, lalu mengambil kunci mobilnya dan segera menyusul Aura.
Shen melanjutkan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena Shen tidak ingin terlambat datang, dan tidak ingin terjadi sesuatu dengan wanita yang selama ini ia jaga dengan baik, bahkan sejak kecil Shen tidak pernah membiarkan Aura sedikit saja merasa kesakitan.
Sepanjang perjalanan menuju ke klub malam, Shen tiada hentinya mengumpat kesal dan berulang kali merutuki kakaknya, karena menurut Shen, Aura menjebloskan diri ke klub malam itu karena permintaan Arya, yaitu segera menikah. Shen juga merasa yakin, kalau bukan karena Arya meminta Aura menikah, Aura tidak akan mengenal dunia malam dan bahkan membiarkan tubuhnya disentuh oleh pria yang kehausan belaian seorang wanita.
Sesampainya di club' malam , Shen mencari Aura, dan wajah Shen semakin merah padam, saat melihat banyaknya seorang pria yang mengelilingi Aura, bahkan tidak ada satu orang pun yang menolak pandangannya dari tubuh Aura yang nyaris terbuka.
Dengan cepat Shen mendekati Aura, dan menarik pergelangan tangan Aura untuk membawa Aura pergi dari klub malam itu. Aura yang merasa kesenangannya terganggu langsung menepis tangannya dan menatap Shen dengan tatapan horornya.
"Siapa kau berani mengganggu kesenanganku?" tanya Aura yang tidak sadar kalau orang yang dilempari pertanyaan itu adalah pamannya.
Shen tidak menjawab pertanyaan Aura. Shen kembali menarik tangan Aura, namun Aura terus berontak, hingga Shen merasa kesulitan untuk membawa Aura keluar dari klub malam tersebut.
"Aura, kamu sadar apa yang kamu lakukan malam ini? Sejak kapan kamu mengenal tempat beginian? Siapa yang mengajarimu untuk bermain-main ke tempat seperti ini? Selama ini ,Paman tidak pernah mengajarimu untuk mengenal tempat ini, bahkan Paman juga tidak pernah mengizinkan kamu mengenal tempat ini. Siapa yang mengajarimu untuk mengenal tempat ini, dan siapa yang membawamu ke tempat ini? "berbagai macam pertanyaan Shen lontarkan, karena Shen tidak menyangka kalau Aura akan mendatangi tempat yang menurut Shen Tidak sepantasnya Aura datangi.
"Oh, Paman Shen. Aku pikir siapa. Kenapa wajah Paman jadi berubah, sampai aku tidak mengenali wajah Paman? "racau Aura, membuat Shen yang mendengar pertanyaan yang sangat tidak masuk akal menurut Shen langsung menghela nafasnya kasar, dan meminta Aura untuk segera pulang.
"Sekarang pulang, kasihan Papa sama Mama kamu nungguin kamu." Ujar Shen yang langsung mendapat gelengan keras dari Aura, serta telunjuk Yang bergoyang ke kanan ke kiri kalau Aura tidak ingin pulang.
"Paman tidak perlu khawatir, Mama sama Papa tidak akan mencariku, karena Mama sama Papa sibuk mengurus pernikahanku yang tidak masuk akal itu. "Ujar Aura dengan nada yang sudah ngelantur kemana-mana seperti orang yang benar-benar kehilangan kesadarannya.
"Aura, Paman tegaskan sekali lagi, cepat pulang! Siapa yang mengajarimu untuk mengenal tempat seperti ini! "ujar Shen yang masih merasa tidak percaya kalau Aura sampai mendatangi klub malam hanya untuk melampiaskan rasa kecewanya terhadap Arya dan juga Elis.
" Paman, jangan tanyakan aku tahu dari mana tempat ini. Tanyakan saja bagaimana kondisi hatiku. Oh tidak, hatiku benar-benar kacau. Paman tau itu, kan. Yah , Paman tahu hatiku kacau. Jadi biarkan aku bersenang-senang, dan Jangan menggangguku atau bahkan menyuruhku pulang, karena sampai kapanpun aku tidak akan pulang. "Ujar Aura yang memang tidak ingin pulang, karena menurut Aura, bersenang-senang itu dapat melupakan masalah yang membuat kepalanya benar-benar ingin meledak, terlebih selama ini Aura tidak pernah bermimpi kalau ia akan menikah muda.
"Paman tahu kamu kecewa, tapi tidak begini caranya. Ini salah. " Ujar Shen membuat Aura langsung memperlihatkan wajah cemberutnya.
"Semua yang aku lakukan memang salah, Paman. Sudahlah, siapapun itu pasti akan menganggap apa yang aku lakukan selama ini salah. Kenapa Paman juga menyalahkan aku, Padahal selama ini aku selalu menurut sama Paman. Paman melarangku untuk pacaran, it's oke Aku turuti ,aku tidak pacaran. Dan Paman selalu mengatakan kalau aku harus menjadi wanita yang baik, dan it's oke juga Aku turuti, aku juga berusaha untuk menjadi wanita yang baik. Tapi kenapa, menjadi wanita yang baik itu malah berakhir menderita. Aku tidak mau menikah muda, karena menikah itu sangat ribet dan tidak akan mendapat kebahagiaan seperti yang diceritakan teman-teman. "Ujar Aura yang membuat Shen langsung menggelengkan kepalanya tidak mengerti, kenapa Aura mengatakan atau memberi definisi kalau menikah itu sebuah bencana, padahal menikah itu sebuah anugerah atau sebuah kebahagiaan. Entah siapa yang meracuni pikiran Aura, sampai Aura berpikir kalau menikah itu adalah sebuah bencana. Pikir Shen.
"Aura, seperti apapun nasib seorang yang sudah menikah, kamu tidak boleh menyimpulkan kalau pernikahan itu adalah hal yang ribet dan tidak membuatmu bahagia, sebelum kamu sendiri yang menjalaninya. "Ujar Shen dengan penuh ketegasan, yang membuat Aura langsung tertawa terbahak-bahak.
"Paman berkata seperti itu karena Paman ingin membujukku untuk menerima pernikahan yang sudah disiapkan oleh Papa sama Mama. Iya kan!" ujar Aura menuduh Shen, yang membuat Shen langsung mencubit kedua pipi Aura dengan gemas.
"Sekalipun Paman menyetujui pernikahanmu dengan pria yang sudah ditentukan oleh Papa kamu, Paman juga tidak akan membujuk kamu. Semuanya Paman serahkan sama kamu. Tapi karena Paman memang tidak setuju, Paman tidak berniat membujuk atau memberikan saran apapun sama kamu, dan Paman hanya tetap memintamu untuk menjaga diri baik-baik. Itu saja. " Ujar Shen Yang meminta Aura untuk segera pulang, namun Aura tidak menuruti perintah Shen . Aura langsung mendorong tubuh Shen hingga Shen sedikit melangkah ke belakang, dan dengan cepat Aura kembali untuk berjoget bersama teman-temannya yang lainnya. Shen yang melihat Aura ingin kembali berjoget gembira langsung menarik pergelangan tangan Aura secara kasar, ingin membawa Aura keluar dari club' malam tersebut, memaksa Aura karena Shen kesulitan untuk membawa Aura keluar dari klub tersebut.
Shen yang mendapat penolakan dari Aura, dan Shen juga kesulitan membawa Aura keluar, Shen langsung membawa Aura ke sebuah kamar VIP, dan menguncinya dari dalam. Shen melempar tubuh Aura ke ranjang, dan menindihnya.
"Kamu datang kesini untuk mencari kesenangan, kan? Akan ku penuhi keinginanmu untuk bersenang-senang." Ujar Shen yang langsung meloloskan semua pakaian Aura, untuk memenuhi keinginan Aura yang ingin bersenang-senang.
"Paman mau apa?"
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.