Setelah bekerja hampir lima tahun akhirnya sebentar lagi Karina akan bebas dari bos gila kerja modelan Pak Bara! "Pak Saya mau resign aja." "Oh." "Saya serius loh Pak." "Gitu? Ya udah." "Oke. Toh bentar lagi kontrak Saya habis." "Kayaknya tiap kontrak Kamu mau habis bilang begitu terus." "Yah gimana lagi kalau tiap hari jam pulangnya gak normal." "Emang Saya nyegah Kamu pulang?" "Nyegah sih gak, numpukin kerjaan iya! Awas aja kali ini Saya beneran resign, titik." *** Cerita seputar Lika - Liku dan sulitnya kerja kantoran apalagi menjadi Sekretaris Pak Bara, Ribet coy! warning : Kalau mau Baca dengan konflik berat, jangan baca ini haha
Ini kisah gue, iya gue bersama dengan Bang Sul si muka lempeng yang mau - maunya menjabat sebagai pacar gue, gue yang hidupnya miris banget. Semoga dia betah berada dalam kehidupan gue. Gue ini awalnya jomblo, ralat single lebih tepatnya secara gue gak pernah pacaran sejak dari orok dan semuanya berubah saat negara api menyerang eh semua berubah saat gue kenal Sulaiman Malik yang sekarang berstatus sebagai bakal calon imam dalam rumah tangga gue. ja elah coy bahasa gue tinggi amat.
Ini kisah gue, iya gue bersama dengan Bang Sul si muka lempeng yang mau - maunya menjabat sebagai pacar gue, gue yang hidupnya miris banget ini. Semoga dia betah berada dalam kehidupan gue. Gue ini awalnya jomblo, ralat single lebih tepatnya secara gue gak pernah pacaran sejak dari orok dan semuanya berubah saat negara api menyerang eh semua berubah saat gue kenal Sulaiman Malik yang sekarang berstatus sebagai bakal calon imam dalam rumah tangga gue. ja elah coy bahasa gue tinggi amat.
Nadin terlahir sebagai anak indigo. Sejak kecil ia sudah bisa melihat makhluk - makhluk yang seharusnya tak bisa dilihat oleh manusia normal. Akhirnya setelah usianya yang ke 17, ia bisa menutup sepenuhnya mata batinnya. Nadin pindah sekolah, berharap di sekolah barunya ia bisa memulai hidup baru sebagai remaja normal. Tapi naasnya di hari pertama sekolah ia sudah bertemu dengan seorang siswa lelaki aneh yang berjongkok di tepi selokan sembari bertanya. "Lo bisa ngelihat Gue?"
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.