"What the hell? Are you still a virgin??" pertanyaan yang Rainer layangkan. Kepada wanita yang hanya bungkam, dengan air yang luruh dari sudut matanya yang sendu. "Damn it! I don't care!" cetus Rainer, yang sudah tidak dapat lagi mundur ditengah hasratnya yang sudah sangat menggebu-gebu dan memilih untuk meneruskan kegilaannya. Lily tidak pernah menyangka. Bila niatnya untuk meluruskan sebuah kesalahpahaman dengan sang kekasih, malah jadi bencana untuk dirinya sendiri. Uang adalah segalanya. Segala hal di dunia ini, bisa didapatkan dengan mudah dengan uang dan juga kekuasaan. Begitulah kiranya yang selalu terlintas di dalam kepala Rainer. Hingga malam kelam itu mengantarkan Lily yang polos, ke dalam dekapan Rainer yang arogan dan tak berperasaan. Kesalahan satu malam pun terjadi diantara keduanya. Hingga takdir mulai memainkan peranannya. Kejadian malam itu, membuahkan nyawa lain di dalam diri Lily dan terpaksa mengikat dua orang dengan karakter yang jauh berbeda, ke dalam sebuah status hubungan yang tidak diinginkan. Bagaimana akhirnya, bila kamu mencintai wanita yang begitu membencimu. Akankah ada secercah harapan, untuk memiliki hati dan bukan raganya saja? Atau mungkin, pada akhirnya perpisahan lah jalan terbaik yang harus ditempuh?
Sepasang tangan mulai bergerak dengan begitu bebas di bagian depan tubuh Kyra, memberikan sentuhan hingga sebuah remasan. Ingin memberontak. Tapi takut si pemilik tangan marah kepadanya. "Tu-tuan Mau apa?" tanya Kyra gemetar. Gerakan tangan Leon terhenti. Ia berbicara dengan nada berbisik, tepat di dekat indra pendengaran Kyra. "Melakukan hal seperti kemarin malam," bisiknya dengan suara yang berat. Leonardo Harrison, calon pewaris tunggal Harrison Group. Saat malam pesta lajangnya berlangsung, ia mabuk dan malah menyeret seorang bertubuh mungil ke atas ranjangnya. Kyra nama dari gadis itu, ia sengaja datang ke rumah keluarga Harrison, hanya untuk menyusul sang ibu yang merupakan seorang Pelayan di rumah besar tersebut. Entah sebuah keberuntungan atau kesialan, pengantin Leon tidak datang di hari pernikahan. Pesta tetap berlangsung dan Kyra lah yang akhirnya berdiri di sisi Leon. Hanya di sisinya. Belum dan mungkin juga tidak di hati Leon.
Dendam keluarga membuat seorang anak rela melakukan apa pun untuk membalaskan kematian sang ayah. Berawal dari benci hingga akhirnya malah jatuh cinta. Namun cintalah yang menghancurkan kedamaian mereka, membuat mereka menjadi saling bermusuhan kembali. Akankah dendam itu akan terus berlanjut? Ataukah mereka akan kembali bersama karena cinta? Tubuh Grielle membatu. la bergeming. Memandangi benda di tangannya. Dengan garis merah yang belum sempat ia lihat tadi. Dan ternyata, bukan hanya ada satu garis saja di sana. Melainkan dua garis. Itu artinya, ketakutannya terjadi bukan? 'Aku suka tubuhmu ini.' Sebuah bisikan yang kembali menggema di dalam kepala Grizelle. la menyunggingkan senyumnya. Ingin sekali tertawa sekeras mungkin. Ingin sekali memaki laki-laki itu hingga puluhan bahkan ratusan kali. "Dasar ba*jingan. Laki-laki breng*sek!" rutuk Grizelle disela genggaman eratnya pada benda yang tengah ia genggam. Lantas, apa yang harus ia lakukan sekarang? Haruskah ia melenyapkan sebuah nyawa, yang tidak tahu apa-apa?
"Malam itu, aku yang berada di sana. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya atas diri kamu," tutur Aaron dengan tatapan lekat pada wanita yang ia cekal kedua bahunya. Jesicca tersenyum masam dan berkata, "Gugurkan saja! Aku tidak menginginkannya." Niat menjebak malah terjebak oleh permainannya sendiri. Jesicca hidup berkecukupan, suatu hari keluarganya mengalami masalah keuangan yang cukup serius bagi Jesicca. Hingga sebuah ide gila muncul di dalam kepalanya. Ingin hidup enak, jebak saja atasannya yang hampir sempurna itu. Namun sialnya, ia malah menjebak orang yang salah! Harusnya, pada malam business trip itu, ia bergumul bersama dengan sang atasan. Namun, malah asisten pribadinya yang berada di dalam kamar! Jesicca terpaksa mengubur dalam-dalam keinginannya. Apalagi, saat ternyata, ia malah mengandung benih kesalahannya bersama Aaron, si asisten pribadi sekaligus sahabat dari bos-nya sendiri. Cover by leonidas design
"Cedric!" seru Valerie dengan suara tertahan, saat Cedric hendak melingkarkan tangannya di pinggang Valerie. Namun, sudah cepat-cepat Valerie singkirkan dan kembali menjauh lagi. "Apa sih mau kamu?? Apa semuanya masih belum cukup jelas?? Kita sudah selesai. Aku akan segera menikah. Jadi, keluar dari sini sekarang juga," ucap Valerie dengan suara yang pelan. "Atau kamu mau, aku ceritakan kelakuan kamu kepada kakakmu!" cetus Valerie untuk menggertak orang yang tidak takut ini. "Ceritakan saja. Aku juga ingin tahu, bagaimana reaksi kakakku, saat tahu bila akan mendapatkan seorang istri, yang merupakan bekas adiknya sendiri." Valerie menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan kasar. "Aku ingin hidup tenang. Aku ingin melanjutkan hidup. Kenapa kamu masih juga menggangguku?? Biarkan aku hidup dengan tenang dan bahagia sekali saja! Jangan terus menerus menghantui hidupku lagi. Aku hanya ingin hidup yang normal. Aku ingin sebuah keluarga. Apa tidak boleh, aku memilikinya??" "Tentu saja boleh. Kenapa tidak??" ucap Cedric enteng. "Lantas, kenapa kamu masih menggangguku juga??" "Aku tidak merasa mengganggu. Justru, aku yang merasa terganggu. Sebelum kedatangannya, semua baik-baik saja bukan? Tapi, kenapa setelah dia datang di tengah-tengah kita, semuanya langsung berubah drastis?? Bukan aku si pengganggu itu. Karena aku, sudah datang lebih dulu di hidup kamu," ucap Cedric sambil menatap Valerie lekat-lekat. Kemudian, ia pun melangkah ke depan dan semakin dekat dengan wanita yang sedang tertegun sekarang. Ia condongkan kepalanya, ke dekat indra pendengaran wanita itu dan mulai berbisik di sana. "Aku tunggu dan mumpung masih ada waktu. Kamu ingin berhenti dan menceritakan semuanya sendiri. Atau, kamu ingin, aku sendiri yang menceritakan semuanya?" Cedric menyentuh dagu Valerie dan mengecup pipinya dengan lembut. "Cup!Good night sayang."
"What's this??? Are you bleeding?? But why??" ucap Samuel dengan bola mata yang membulat sempurna dan kemudian dengan dahi yang kembali mengerut juga. "Oh no. This impossible. Are you still a virgin huh?" "Damn it! I cannot stand it anymore! Calm down. You will enjoy it after this." Sudah menjaga putrinya dengan susah payah, karena masa lalu yang cukup rumit antara Rainer dan Lily. Tidak lantas membuatnya terhindar, dari kejadian yang tidak mengenakkan. Livy Christina Wilson, putri dari Rainer dan Lily pergi diam-diam, dari sebuah acara launching produk terbaru mereka, yang diselenggarakan di sebuah ballroom hotel. Nahasnya, seorang lelaki yang sedang menunggu seorang wanita penghibur, malah menyangka Livy lah orangnya. Ia menarik Livy ke dalam kamar dan ke atas ranjangnya. Tanpa mendengarkan penjelasan Livy, apa yang ada pada gadis yang baru berusia 18 tahun itu malah direnggut, oleh seorang pria bengis yang merupakan anak dari mantan rekan bisnis ayahnya sendiri. Dia adalah Samuel Luke Anderson, 30 tahun. Putra pertama dari pasangan Griffin dan Grizelle. Saat semuanya terungkap, pertanggungjawaban diminta dan acara damai pun dilakukan, demi nama baik masing-masing keluarga, demi masa depan putrinya yang tidak sengaja dihancurkan dan demi sebuah nyawa, yang ternyata bersemayam di dalam diri Livy. Bagaimana nasib Livy selanjutnya? Apalagi, ia harus terikat, dengan seorang pria, yang sudah memiliki kekasih dan juga tidak pernah menginginkan Livy di sisinya?
"Dasar jalangg!! Kenapa harus menyeret ku ke dalam hubungan terkutuk ini!!" seru lelaki bermata cokelat itu, Storm Ethan Dawson. "Lepaskan. Saya mohon," rintih gadis itu lagi dan tekanan pada rahangnya pun dilepaskan, dengan mendorong wajah gadis muda itu. "Dengarkan. Aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Apalagi menginginkan wanita kotor sepertimu! Entah sudah berapa lelaki, yang sudah menyentuh tubuhmu ini dan aku, sama sekali tidak tertarik untuk menjadi lelaki selanjutnya!!" seru Storm sembari pergi dan keluar lalu membanting pintu kamar. Alice Camelia Lewis (18 th), merupakan anak dari seorang pelayan bar. Namun, ketika sang ibu tiada sebuah kebenaran pun terungkap, bila ia adalah anak hasil hubungan gelap bersama seorang lelaki kaya raya. Alice datang ke rumah mewah itu dengan berbekal surat wasiat dari mendiang ibunya dan ketika tiba di sana, ia diterima dengan tangan terbuka oleh sang ayah. Tetapi tidak, dengan wanita yang merupakan istri sah dari ayahnya. Hingga sebuah syarat diberikan oleh istri ayahnya itu, agar Alice mau menggantikan anak pertama di keluarga mereka, untuk menjalani sebuah pernikahan bisnis dengan anak dari keluarga Dawson. Mau tidak mau, Alice akhirnya setuju. Pernikahan pun dilakukan. Tetapi sayangnya, bukan dengan anak pertama dari keluarga Dawson, melainkan putra kedua mereka, yang akhirnya menggantikan perannya. Karena Seth Erlan Dawson (32th), putra pertama dari keluarga itu yang malah mengalami kecelakaan, tepat di hari acara yang seharusnya berlangsung. Storm Ethan Dawson (27th), berjalan ke altar dengan penuh rasa muak. Ia tidak menginginkan pernikahan ini dan ia juga bersumpah, akan membuat kehidupan yang bak neraka, bagi gadis yang ia pikir hanya mencari keuntungan bisnis, dengan pernikahan yang mereka berdua lakukan.
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.