Seikat bunga dengan warna yang sangat cantik itu membuat Carol tersenyum. “Elena, bunga itu begitu indah. Apakah ini hadiah yang kau berikan untukku?”
Elena tampak sedikit gugup, lalu meletakkan bunga itu di genggaman tangan Carol, “Seikat bunga iris ini untukmu. Hmm, aku akan memetik yang lain lagi.”
“Tunggu sebentar, Elena,” ucap Carol seraya menahannya pergi.
Setelah Carol menerima bunga tersebut, ia mengeluarkan ramuan penenang yang baru selesai dia racik tadi. “Aku juga menyiapkan sesuatu untukmu.”
Elana pun menoleh ke belakang, lalu melihat sebuah botol kristal yang digenggam Carol. “Apa itu?”
Carol sempat ragu-ragu sejenak, ia bahkan sebenarnya ingin berbohong saja. Namun, sorot mata Elena yang begitu polos membuatnya tidak mungkin mengelabui gadis itu. Ia akhirnya ……
Seikat bunga dengan warna yang sangat cantik itu membuat Carol tersenyum. “Elena, bunga itu begitu indah. Apakah ini hadiah yang kau berikan untukku?”
Elena tampak sedikit gugup, lalu meletakkan bunga itu di genggaman tangan Carol, “Seikat bunga iris ini untukmu. Hmm, aku akan memetik yang lain lagi.”
“Tunggu sebentar, Elena,” ucap Carol seraya menahannya pergi.
Setelah Carol menerima bunga tersebut, ia mengeluarkan ramuan penenang yang baru selesai dia racik tadi. “Aku juga menyiapkan sesuatu untukmu.”
Elana pun menoleh ke belakang, lalu melihat sebuah botol kristal yang digenggam Carol. “Apa itu?”
Carol sempat ragu-ragu sejenak, ia bahkan sebenarnya ingin berbohong saja. Namun, sorot mata Elena yang begitu polos membuatnya tidak mungkin mengelabui gadis itu. Ia akhirnya ……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.