5.676K
VISITORS
259

ABOUT ME

Biarkan aku menjadi aku. Jangan ganggu atau recoki aku. Jangan terkejut dan menghindariku, karena aku tidak bisa terus menerus menjadi apa yang kalian mau. Aku adalah aku.

ABOUT ME

Biarkan aku menjadi aku. Jangan ganggu atau recoki aku. Jangan terkejut dan menghindariku, karena aku tidak bisa terus menerus menjadi apa yang kalian mau. Aku adalah aku.
FOLLOWING
You are not following any writers yet.
More

STORY BY Cloudyy

GHOST WRITER

GHOST WRITER

Reads

Ghost Writer terkadang banyak di salah gunakan untuk orang yang mencari uang dengan membantu penulis di bawah salah satu platform. Namun, ada juga ghost writer yang hanya memerlukan uang tanpa ingin dikenal oleh siapapun. Cerita ini menarik karena bisa lebih memahami apa yang dikatakan sebagai ghost writer. Bukan hanya sebagai bentuk untuk mencari uang, namun ghost witer yang benar-benar tidak diperbolehkan untuk melihat dunia luar.

Updated at

Read Preview
Third Eyes Mission

Third Eyes Mission

Reads

Cerita tentang seorang anak dengan kebutaan yang dialaminya dan pada akhirnya mendapat donor mata yang membuatnya jadi anak indigo. Menyelesaikan beberapa misi menyeramkan yang menganut hikmah-hikmah tersembunyi. Ikuti cerita Kiera menyelesaikan misi menyeramkan.

Updated at

Read Preview
Perfectionist Mother

Perfectionist Mother

Reads

"Ameera. Bangun!" Selimutku di tarik paksa. Bantal pelukku juga terlepas dari pelukkanku. Aku mendesah kecil takut dipaksa berdiri juga. "Bangun. Lari pagi. Waktu setengah jam." Aku melirik orang yang dengan seenak jidatnya menarik semua kenyamananku untuk tidur. Aku mendesah lagi, kemudian melirik jam di nakas tempat tidur. Sudah setengah lima. Bangun. Lari. Jam lima sudah sampe rumah." Katanya sebelum meninggalkanku di sini. Benar - benar. Aku ingin sekali terlelap lagi jika tidak tau konsekuensi yang akan aku dapat jika tidak segera bangun dan menuruti permintaan orang itu. Aku bangun. Berganti pakaian. Mengikat rambut. Dan tentu saja lari pagi. * Aku membuka pintu setelah lari pagi. Mengelilingi kompleks dan sedikit senam kecil. Biasa aku lakukan di taman. Belum ada siapa - siapa waktu aku di sana. "Telat lima menit. Mandi, lima belas menit. Setelah itu sarapan." Aku mendengus pelan sambil berjalan menuju kamar mandi. Menyalakan shower dan mendinginkan badanku yang panas tadi. Sialnya, kepala dan telingaku juga jadi panas ketika mendengar ocehan orang yang sama yang merenggut kenikmatan di ranjangku tadi. "Ree. Sudah lima belas menit. Terlalu lama mandi." Aku menghela nafasku berat. Ini masih pagi. Dan pagiku sudah hancur. Seperti biasanya. * "Makan itu dikunyah tiga puluh dua kali. Habis itu telan. Jangan cepet - cepet dan jangan terlalu banyak minum kalo lagi makan." Kata orang di depanku. Aku sudah tidak ingin makan. Sedari tadi ada saja kesalahanku yang membuatnya mengoceh. Entah itu aku yang makan dengan dentingan sendok bertemu dengan piring. Tentang minum terlalu cepat meneguknya. Sepertinya, semua kegiatanku benar - benar terkontrol olehnya. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Dan sejak saat itu juga. Aku tidak punya teman. "Makan cepet, mama anter ke sekolah." Aku menatapnya. Gara - gara dia. Si perfectionis mother.

Updated at

Read Preview
Number Seven

Number Seven

Reads

Adisti merasa tertolong begitu mendapat pesan di ponselnya dengan bunyi, “Capek dengan pembully itu? Apa perlu bantuan? Unduh aplikasi ini dan biarkan orang-orang itu merasakan hukuman yang kau pilihkan untuk mereka.” Setelah Adisti putus asa dan memutuskan untuk mengunduh aplikasi itu hidupanya berubah. Tidak tenang dan tidak bisa sendirian. Terus terbayang dengan apa yang dia lakukan. Ketika memutuskan untuk berhenti, aplikasi itu harus dipindah tangankan setelah tujuh kali melakukan perintah. Jika sudah lebih tujuh kali dipaksakan untuk memenuhi perintah, Adisti sendiri yang akan menerima hukuman. Apa aplikasi itu pantas melakukan itu? Bagaimana cara menghentikannya? Entah, hanya penciptanya yang tahu.

Updated at

Read Preview
Spy Academy (Element Section)

Spy Academy (Element Section)

Reads

Jika ada agen rahasia dengan elemen dan bisa mengendalikan apapun yang dia mau itu akan lebih menarik daripada agen biasa yang hanya menggunakan pistol atau bahkan pisau dan beladiri. Dalam sekolah ini, bukan agen mata – mata biasa yang ada. Ada bakat unik di setiap kelasnya. Ada beberapa orang dengan berkat tertentu. Secara alami dan bukan keturunan. Sebagian orang mengatakan jika ini kutukan. Namun, di sekolah ini. Setiap orang spesial.

Updated at

Read Preview
RUN AWAY

RUN AWAY

Reads

Langkah kaki itu semakin cepat ketika suara gemuruh dibelakang mereka terdengar semakin dekat. Langkah kecil mereka tidak sebanding dengan langkah besar dari hewan dibelakang mereka. Lari mereka benar-benar tergesa-gesa seperti tidak ada waktu lagi untuk menunggu hari esok. Mereka berlari bukan tanpa alasan. Dibelakang mereka ada seekor hewan yang bisa disebut monster. Agress namanya. Ranting yang terinjak, ranting yang menggores kulit mereka tidak dihiraukan. Salah satu dari mereka adalah ‘anak baru’, Mischa namanya. Mischa baru dalam hal ini. Untuk dirinya, ini merupakan satu kegiatan yang benar-benar membutuhkan tenaga dan tentu saja satu kalimat yang harus dia ingat, ‘lari dan jangan melihat ke belakang’. Bisakah Mischa selamat dan bertahan hidup dengan pelariannya?

Updated at

Read Preview
BUKAN PRIORITAS

BUKAN PRIORITAS

Reads

“Kamu seharusnya memberikan kesempatan untuk kakakmu, Keysha.” Keysha baru menyadari bahwa selama ini Keysha tidak berhak berada di urutan pertama di keluarganya. Kakaknya yang harus ada di sana. Di dalam kehidupannya, Keysha selalu menjadi nomor dua dan bukan prioritas. Keysha sendiri tidak pandai untuk menuruti permintaan dari ayahnya yang baru saja ia sebutkan. Entah, namun kali ini Keysha ingin di akui oleh orang tuanya. “Kenapa tidak aku yang ayah pilih?” Kenapa harus kakaknya? Kenapa harus saudara kembarnya yang ada di urutan pertama di keluarganya? Kenapa dia harus mengalah pada kembarannya sendiri? Padahal dia sudah mengalah dalam urusan kasih sayang ayah dan ibunya. Kembar tidak semenyenangkan itu.

Updated at

Read Preview
POSESIF

POSESIF

Reads

Ariska Dwi Pratama. Kuliah tahun ketiga dijurusan sastra Indonesia disalah satu kampus ternama dikota Jakarta. Memiliki sebuah hubungan dengan seorang pria tiga tahun lebih tua dari dirinya. Sudah berpacaran semenjak Ariska lulus dari sekolah menengah pertama. Memiliki hobi melukis yang berbeda jauh dengan program studi yang ia jalani kali ini, menjadikannya terkadang merasa bersalah karena telah salah memutuskan memlilh jurusan di kampusnya. Ariska memiliki teman satu angkatan dengannya dan kini sudah biasa kemana-mana berdua. Setelah mendapat beberapa teman yang berbeda, akhirnya Ariska menetapkan Raniya Gadisrani sebagai teman dekatnya. Berbagai lika-liku dunia pertemanan membuat Ariska begitu meneliti harus berteman dengan siapa. Berkelok-kelok kehidupan kampus juga tidak terlewat untuk Ariska teliti. Ketika suatu saat, kehidupan baru muncul di lingkungannya. Ariska tidak mau salah memilih untuk yang kesekian kalinya setelah ia salah memilih jurusan di kampus. Enam tahun bertahan dengan seorang Abraham Iqsa, ada seseorang yang menggugah hati seorang Ariska. Namun posisinya berada di tengah. Bersalah dan tidak. Bersalah karena siapapun yang menarik perhatian seorang Ariska adalah mantan pacar dari Raniya. Dan tidak bersalah, dimana dirinya sudah menahan diri agar seseorang itu tidak bisa masuk ke ruang lingkup dirinya.

Updated at

Read Preview
Rasa dan Luka

Rasa dan Luka

Reads

Tamara bertemu dengan Derian di masa sulitnya. Derian membantu Tamara bangkit dan Derian tidak bisa lepas dari Tamara. Tamara dengan kenangan buruknya. Dan Derian dengan kehidupan buruknya. Keduanya sama-sama memiliki sesuatu yang buruk di hidupnya. Namun kata, "cintai diri sendiri" membuat mereka berdua saling menguatkan dan percaya satu sama lain. Rasa di masa ini, di pelajari untuk tidak menjadi musuh besar di kehidupan. Luka di masa lalu dibiarkan menjadi pelajaran.

Updated at

Read Preview
Senar dan Gitar

Senar dan Gitar

Reads

Dengan lututnya di atas lantai, gadis itu membuang semua rasa malu dan menulikan pendengarannya dari orang di sekitarnya. "Bunda, aku sangat merendahkan diriku kali ini untuk mendengar jawaban yang bisa membuat aku meninggalkan zona nyamanku yang sekarang sedang aku jalani." [Kehidupan nyata seorang Diara] *** Kakinya menginjak pedal rem mobilnya. Kepalanya memutar lagi melihat seseorang sedang duduk di atas kap mesin mobil, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan yang memeluk lututnya sendiri. Tangannya bergerak mengetik pesan singkat. "Ma, aku ga pulang sekarang. Di sini ada yang lebih butuh aku ma. Yang penting aku udah izin. Mama jangan marah. Aku bakal pulang pagi nanti dan jelasin semuanya." [Kehidupan nyata seorang Abima]

Updated at

Read Preview

Navigate with selected cookies

Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.