Reads
Hidup, jodoh, rezeki dan maut siapa yang tahu! Kita tidak dapat memprediksi kapan datang dan perginya. Seperti kisah hidup yang ku jalani. Setelah 20 tahun penantian, akhirnya Allah SWT mengabulkan do'aku, do'a kami. Setelah banyak ikhtiar yang kami lakukan, bahkan pernah merasa putus asa dan tak punya harapan. Setelah berbagai pengobatan dokter sampai alternatif masih belum juga menunjukkan hasil. Hingga Suamiku pergi ke tanah suci untuk mengantarkan ibunya melakukan Umroh. Disana suamiku berdo'a dan do'anya didengar dan dikabulkan Allah SWT. Kini di usiaku yang ke 44 tahun akhirnya aku mengandung anak pertamaku..
Updated at
Reads
Bagian 1 Sore itu, aku duduk sendirian di jerambah. Melihat aktifitas transportasi sungai yang lalu lalang. Suara deru mesin kluthuk diselingi suara speed boat dan perahu yang penuh muatan kelapa. Ditambah suara tawa anak-anak yang sedang bermain sampan, dan teriakan anak-anak yang asyik berenang dan melompat dari jembatan labuh menyambut air pasang. Teringat kejadian siang semalam... Yang membuatku dan rekan-rekan kerjaku tak habis pikir... *** Ibu muda...!!! Ha...ha...ha... Hanya gara-gara berkaraoke dan berjoget-joget bersama suaminya yang merupakan salah satu rekan kerjaku membuatnya marah dan panas. Padahal kami berkaraoke ramai-ramai dan divideokan... kemudian di upload ke Facebook. "Kok kaya gitu ya".kata salah satu rekanku. Disaat jam istirahat kantor. "Seram...,masa suami di gituin sih"rekan satunya menyahut. "Cemburu tu"dua rekan kerjaku menyahut hampir bersamaan "Ha ha ha....' kami tertawa serempak. Jam istirahat habis, kamipun mulai masuk dan melanjutkan pekerjaan kami masing-masing. Ting...Ting...!! Suara notifikasi HP ku berbunyi. Salah satu rekan kerjaku mengirim pesan via WhatsApp. "Gimana..??? Lanjut ngerumpinya??? Jam pulang kantor ya!!!" "Ok, di tempat biasa..."balasku Tempat biasa adalah warung makan yang jadi basecamp kami untuk ngumpul-ngumpul dan ngerumpi bebagai hal ramai-ramai. Ada beberapa rekan kantor yang memang benar-benar klop dan cocok.. Meskipun mereka seniorku semua. Tapi... Seperti iklan "Ga ada loe ga ramai" cocok kali untuk grup kami. Salah satu personil ga hadir saja ga seru. *** Pulang kantor, ku menunggu beberapa rekan di parkiran. "Yuk.., cap cus kita" ajakku Masing-masing personil menghidupkan sepeda motor dan yang lainya membonceng. "Cuma ber-tujuh kita," si Salsa ga bisa ikutan, dijemput suaminya kata Niken. "Ga pa pa... Kita-kita aja." Reva dan Alin.menjawab serempak. Sepeda motor kamipun beriringan menuju warung basecamp. Sesampainya di sana, kami parkir sepeda motor dan memiliki tempat duduk yang "Pewe"/posisi wueenak kata anak jaman now. Lalu kamipun beraksi. Masing-masing memesan makanan dan minuman untuk mengisi perut dan melampiaskan dahaga kami. "Bakso sapi kak" kata emak Emak adalah rekan dan juga seniorku. Umurnya sudah kepala empat "Aku mie-ayam, pakai bonus." Kata seniorku yang lain. "Aku ayam geprek, sambal extra pedas." Kataku "Ada Pecel Lele?"tanya rekanku penyuka ikan. "Ami, apa ya? Ayam penyet tapi nasinya nasi putih biasa ya, bukan nasi uduk."kata juniorku dengan kalimat lembut manja khasnya. "Nasi goreng udang ya." Ucap rekanku paling senior "Samalah." Kata Leni "Minumannya apa?" Tanya pramu saji "Aku Oren." Kataku "Aku juga." Jawab tiga rekanku bersamaan. "Oren empat mbak." Kataku "Aku teh es."siapa lagi mau teh es tanya rekanku pada rekan yang lain "Aku." Jawab Leni "Emak. Emak apa?" Tanyaku padanya "Biasa, teh manis." Jawabannya. "Memang selera Mak yang satu ini...."kataku sambil geleng-geleng kepala. "Hari panas, orang pesan yang dingin-dingin, dia yang panas-panas." Ucapku.
Updated at
Reads
Cerpen ini berkisah tentang pengalaman seorang wanita yang bisa memanfaatkan keterampilan yang telah dipelajarinya dari sang kakek. Bahkan hingga saat ini masih terus dilakukan untuk bisa menambah penghasilan.
Updated at
Reads
cerita ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh seorang guru honorer di pedalaman Riau. Banyak suka dan duka yang ia alami sejak mulai mengabdikan diri untuk mendidik dan memajukan generasi penerus bangsa hingga saat ini.
Updated at
Reads
novel ini mengisahkan kehidupan seorang wanita yang biasa hidup di kota, harus berjuang menjalani kehidupan di sebuah desa kecil nun jauh di pedalaman demi baktinya pada suaminya. ia harus rela mengikuti suaminya dan menyesuaikan kebiasaan di kampung halaman suaminya.
Updated at
Reads
Sulit untuk digambarkan betapa hancur dan sakitnya hatiku. Semua wanita tak mau mengalami hal yang sama sepertiku. Sudah 20 tahun sejak pernikahanku, aku belum diberi kepercayaan untuk mendapatkan momongan.
Updated at
Reads
Lisa is a teacher who thought in an junior high school in a peatland area. She is only a honorary employee teacher there. She thought English subject with such limitations means. But she always support herself to give spirit and knowledge to her students.
Updated at
Reads
Cerita ini terinspirasi dari pengalaman pribadi yang pernah dialami oleh penulis dalam perjuangannya mendidik dan membangun generasi muda di sebuah daerah di pedalaman Riau, serta suka-dukanya menghadapi hinaan dan cemoohan yang melecut mimpinya untuk melanjutkan pendidikan dan mendapatkan gelar sarjananya
Updated at
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.