475
VISITORS
36

ABOUT ME

mohon dukungannya ya untuk aku yang masih harus banyak belajar ini..? ikuti aku juga di : ig @ibun.devi FB devi_oktaviani19@yahoo.co.id

ABOUT ME

mohon dukungannya ya untuk aku yang masih harus banyak belajar ini..? ikuti aku juga di : ig @ibun.devi FB devi_oktaviani19@yahoo.co.id
FOLLOWING
You are not following any writers yet.
More

STORY BY Rayya koe

Sosok Penghuni Tangga Rumah Dinas

Sosok Penghuni Tangga Rumah Dinas

Reads

Setelah melewati minggu pertama menjadi penghuni baru rumah dinas itu, Gangguan demi gangguan mulai bermunculan. Pras dan Rai sebenarnya tidak terlalu peduli. namun, ketidak pedulian mereka akan hal ganjil yang sering terjadi itu, malah semakin membuatnya makhluk tak kasat mata itu makin intens menggangu. Ketidak pedulian mereka bukan berarti mereka tidak terkejut dan takut, mereka pun sama akan kebanyakan orang, merasa terkejut dan takut, saat melihat penampakan yang dapat membuat dengkul bergetar dan jantung serasa copot itu. Hanya saja mereka pintar mengendalikan perasaan takut mereka. Sosok penghuni tangga itu, memang memiliki visual yang cukup menyeramkan. Berwujud seorang wanita dengan pakaian berwarna putih yang sudah sangat lusuh sehingga membuatnya nampak kecoklatan. Rambut panjang berantakan menutupi sebagian wajahnya dan tampak dari sisi wajahnya yang lain dipenuhi luka dan darah. Tangisan-tangisan dimalam hari, suara-suara gaduh yang entah dari mana asalnya, mewarnai kehidupan mereka sebagai penghuni baru dirumah dinas itu. Gangguan yang muncul pun tidak hanya terjadi saat malam, kadang beberapa kali juga terjadi disiang hari. Kenapa mereka bisa bertahan dirumah yang menyeramkan itu? kenapa mereka tidak pindah saja dari rumah menyeramkan itu? Rupanya bukan mereka tidak berusaha untuk mencari rumah yang lain. Hanya saja selalu ada hal yang menghalangi. Lalu gangguan-gangguaan apa saja yang mereka alami selama satu tahun menempati rumah dinas itu? Bagaimana akhirnya sosok tersebut tak mengganggu lagi?

Updated at

Read Preview
Cinta Tanpa Syarat

Cinta Tanpa Syarat

Reads

Kontes Menulis Innovel II – Girl Power Gadis itu sudah tidak lagi bisa menangis, air matanya sudahlah mengering. Dalam derasnya air yang jatuh dari kucuran shower, dia duduk sambil merengkuh lipatan kakinya yang panjang. Dia sudah sangat muak dengan hidupnya bahkan dia sendiri merasa jijik dengan tubuhnya, tetapi untuk mengakhiri hidupnya sendiri, dia tak pernah ingin. "Sudahlah jangan sok jual mahal, wanita seperti kamu tak perlu mempertahankan harga diri karena memang sudah tak punya harga diri lagi." Laki-laki di depannya itu tak henti-hentinya berkata kasar, bahkan sesekali melayangkan tamparan atau pukul di kepala Arimbi. "Tolong, tuan jangan melewati batas! Saya bukan jual mahal, tapi saya hanya meminta agar tuan tidak bersikap tidak sopan." Arimbi masih berusaha untuk menahan emosinya. "Alaaahhh, saya tahu betul perempuan macam kamu, kamu memang minta berapa? Lagi pula wanita macam kamu ini pantas mendapatkan perlakuan seperti itu." Hardik laki-laki yang terlihat ada dalam pengaruh minuman keras itu. Kejadian tadi masih terngiang di ingatan Arimbi. Sebenarnya bukan kali pertama dia mengalamai hal seperti itu. Mendapatkan perlakuan yang buruk dari pelanggan yang datang padanya sudah menjadi hal biasa baginya, tetapi tetap saja setelahnya dia akan merasa sangat hancur dan merasa tak berharga. Menyirami tubuhnya dengan kucuran air yang jatuh dari shower merupakan cara terbaik untuk menjaga agar dirinya tetap waras. Sebagai seorang wanita yang lekat dengan kehidupan malam, ia merasa tidaklah memiliki masa depan. Entahlah, siapa yang akan jatuh cinta secara tulus padanya? atau mungkin bisa kah dia mencintai laki-laki suatu saat nanti? Merupakan sesuatu hal yang terasa mustahil. Berharap langit tak selalu mendung, begitu juga dengan Arimbi, Arimbi merindukan mentari terbit dalam hidupnya. Akankah suatu hari nanti mentari itu datang dalam kehidupannya?

Updated at

Read Preview
Haruskah ku benci ibu?

Haruskah ku benci ibu?

Reads

.. ~ jangan lupa untuk follow dan tap love, please~.. Semenjak meminta berpisah dari ayah dengan alasan tak pernah bahagia. Aku mulai tidak memahami ibu. Semenjak itu ibu selalu memandang dan mengukur segalanya dengan uang. Memang kami ini bukan berasal dari keluarga berada. Tetapi aku bahagia dengan keluarga ini, aku menyayangi ibu dan ayah, sangat. Sayangnya ternyata tidak dengan ibu. Ibu merasa rumah tangganya dengan ayah adalah hal yang sangat menyiksanya, hingga akhirnya perceraian diantara keduanya pun terjadi. Aku bahkan tak menyangka, bahwa ibu melibatkan aku dalam obsesinya untuk hidup menjadi orang kaya. Hingga akhirnya ibu memaksa, menjodohkan aku dengan Pak Doni, Duda muda dengan kehidupan mapan dalam segala hal. Pekerjaan yang bergengsi, finasial yang lebih dari cukup serta berasal dari keluarga yang terhormat. Sungguh menantu pria dambaan semua mertua. Tapi aku sungguh tidak bisa, ada Andi di sisi ku saat ini. Walaupun belum pernah ada pembicaraan ke arah yang lebih serius dengan Andi, tetapi aku telah membayangkan masa depan pernikahan dengannya. Sehingga meninggalkan Andi untuk menikah dengan Pak Doni pasti sungguh tidak bisa aku lakukan. Tapi bisakah aku menolak keinginan ibu? Dapatkah aku mewujudkan impianku berumah tangga dengan Andi? Atau ternyata Pak Donilah jodoh yang dengan ikhlas harus aku terima.

Updated at

Read Preview

Navigate with selected cookies

Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.