Pertama kali melihat Hani tersenyum, saat itu juga Rendra ingin mengabadikan senyum itu dengan kamera polaroidnya. Rendra merasa ia berpikir konyol karena Rendra bahkan tidak mengetahui nama Hani saat itu. Beberapa bulan kemudian, Rendra kembali bertemu Hani. Tanpa pikir panjang, Rendra langsung mendekati Hani, yang apesnya berujung penolakan. Rendra kecewa namun tidak berlarut dalam kesedihan. Toh, banyak ikan di laut sana. Perempuan bukan hanya Hani. Rendra mau melupakan Hani, tetapi, ada takdir benang lain muncul yang bisa mempertemukannya dengan Hani. Kali ini Rendra berhasil bertemu kencan dengan Hani, dan ternyata, Hani lebih menyenangkan, lebih pintar, dan lebih mengagumkan dari yang ia bayangkan. Ah, Rendra merasa sangat nyaman berada di dekat Hani. Tetapi, Hani masih was-was berada di dekatnya. Hani selalu menjaga jarak. Baik fisik atau psikis. Hani tidak pernah berdekatan dengannya kurang dari 100 cm, Hani pun tidak pernah bercerita banyak tentang dirinya. “Kenapa kamu suka kaget tiba-tiba, Hani?” Hani hanya tersenyum.
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.