21+ warning (bijaklah dalam memilih bacaan) "Wah hebat, dokter apa?," "Spesialis penyakit dalam om, atau internist," "Eh ada tamu, siapa?," Satu persatu keluarga datang dan menyapa. Mili hanya bisa diam menatap Raja, runyam sudah urusannya dan semakin panjang. Ia mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Kedua orang tuanya begitu antusias menyambut kehadiran Raja. Ia bahkan baru mengenal nama Raja dan profesinya disini dan detik ini. "Ini pacaranya Mili," "Iya calon menantu, dokter," "Wah pacar tante Mili dokter," salah satu sepupu kecilnya juga turut menyapa. "Siapa jeng?," "Ini Raja, pacarnya Mili. Jarang-jarang loh Mili bawa pacarnya kesini," "Dokter spesialis," "Wah kayaknya pernah lihat dirumah sakit," keluarga yang sok tahu mulai nimbrung. "Udah dokter, ganteng juga. Beruntung Mili dapat calon dokter," sahut tante-tente yang lain. "Cepet nyusul aja Raja, nunggu apa lagi," "Do'a kan saja tante," "Amin, pasti di do'a in," "Saya pamannya Mili," "Saya tantenya Mili," "Saya oma nya Mili," "Saya ponakan tante Mili om," "Raja, om," "Raja, tante," "Raja, oma"
warning (Khusus Dewasa dibawah umur menyingkir) (bijaklah dalam memilih bacaan) Cerita ini akan membuat ketagiahan “Kerja apa emangnya anaknya?” “Pengusaha furniture gitu, furniture nya udah di exspor ke Eropa, dan America. Biasalah dari keluarga konglemerat dari lahir. Bokapnya setahu gue punya hotel gitu, tapi diluar Jakarta, nggak tau hotel apa. Victor itu dua saudara, adeknya namanya Neny Beatrix, cantik banget umur 24 tahun aja udah punya resort gitu di Lombok” Alis Ova terangkat, umur 24 ia masih sibuk nyari kerja kesan kemari. Sedangkan Neny Beatrix seusia itu malah sudah punya resort di Lombok pula. Ova mengambil Lays dan ia lalu membuka bungkus itu, dan memakannya, “Jadi gue kerja sama Victor nanti” “Iya” “Victor tinggal sama siapa?” “Sendiri sih kayaknya, tapi ada security, tukang kebun juga di rumahnya” “Hemmm, enak juga ya. Kayak berasa jaga rumah aja” “Iya bener sih” Ova menarik nafas, “Lo tau nggak tadi pak Harvey bilang apa sama gue?” “Apa?” tanya Alex penasaran, ia menyesap kopi sturbuck. “Pak Harvey tau kalau gue nggak perpanjang kontrak. Terus dia kayaknya masih nahan gue di sini” “Terus” “Pak Harvey mau mindahin posisi gue jadi seketaris dia dan gaji gue naik 3 kali lipat dari yang gue terima sekarang” ucap Ova memelankan volume suaranya. “Serius?” ucap Alex tidak percaya. Ova mengangguk, “Serius, cuma gue bilang maaf, tetap nggak bisa pak” “Kenapa lo nggak mau? Lumayan tau” “Yaelah sama aja gue kerja sama orang gila, yang ada gue dijulidin sama yang lain. Malah issue tentang gue jadi seketaris malah aneh-aneh. Entar malah dikira gue bobo sama boss, gara-gara naik jabatan” “Iya sih bener”
untuk 21+ warning (bijaklah dalam membaca) khusus area dewasa - di bawah umur menyingkir Squel, (I Love You Doctor) “Are you ok?” tanya Fatin. “I'm not okay” ucap Evan, “Tidak ada pria yang patah hati akan baik-baik saja” “I know” “Oiya, apa uang yang saya berikan cukup untuk membeli baju kerja kamu?” tanya Evan merubah jalur pertanyaan, karena ia tidak ingin memikirkan patah hatinya terlalu dalam. “Kemarin saya menambah dua juta” Evan mengerutkan dahi, “Kamu membeli berapa dress?” “Saya membeli sembilan dress di Zara, salah satunya yang saya kenakan ini” Evan mengangguk paham, “Apa menurut kamu, dress-dress itu kurang untuk outfit ke office?” Fatin merubah posisi tidurnya, menatap Evan, “If you want a secretary look beautiful, transfer money, for makeup, skincare, body care, and buying dresses” “Of course, I like my secretary to be beautiful. How much money do you want? I will give that every month, for the treatment of your body?” “Really?” “Saya juga akan memberikan kamu fasilitas mobil, agar kamu bisa berpergian tanpa kendaraan umum dan apartemen Branz di samping office” Jantung Fatin seketika berhenti berdekat mendengar ucapan Evan. Pembicaraan Evan sudah masuk ke ruang pribadinya. Percakapannya tadi seperti ia melakukan transaksi menjadi wanita simpanan. Memberikan fasilitas mobil, apartemen Branz dan uang untuk seluruh treatment tubuhnya setiap bulan. Ia tahu bahwa fasilitas yang diberikan oleh Evan bukanlah hal yang cuma-cuma. Pasti akan ada timbal balik di dalamnya. Fatin teringat pembicaraan ia dan Jimmy beberapa hari yang lalu. Bahwa impiannya adalah menjadi simpanan Evan, memiliki mobil, apartemen mewah dan uang mengalir deras di atm nya. “What do you want from me?” tanya Fatin serius. “Mine” gumam Evan.
Dua tahun menyandang sebagai wanita karir dan berstatus singel, hidup Rene berubah ketika Farhan dan Tatang masuk ke dalam hidupnya secara bersamaan. Farhan dengan sikap egoisnya yang tiba-tiba menyatakan cinta. Dan Tatang dengan sikap lembutnya mengatakan bahwa menginginkan dia menjadi kekasihnya. Kedua pria itu sama-sama mapan dan matang secara finansial, siap mengarungi rumah tangga bersamanya. Tapi disatu sisi, Tatang memiliki sahabat dekat wanita bernama Ajeng. Dan Farhan memiliki mantan selebriti ternama di Indonesia, yang mengusik hatinya. Yang sangat menyulitkan, ketika Farhan tahu Rene menerima cinta yang lain. Penuh penghakiman dan kepastian di antara keduanya, karena sama-sama menginginkan.
21+ bijaklah dalam memilih bacaan khusus area dewasa - Di bawah umum menyingkir Membaca ini membuat ketagihan “No, I don't think about you. Kepalaku masih pusing” Lily memberi alasan. “I must go home” ucap Lily lagi. “Tidak perlu buru-buru, ini hari Minggu” ucap Teguh lalu menyungging senyum. Ia melihat jam yang ia letakan di nakas menunjukan pukul 06.30 menit. “Masih terlalu pagi, untuk pulang” gumam Teguh. Lily mematung menatap pria itu, bisa-bisanya dia mengatakan bahwa ini terlalu pagi, sementara hatinya tengah maraton memikirkan apa yang telah mereka lakukan tadi malam. “Kamu nggak ingat apa yang telah kita lakukan tadi malam?” tanya Teguh ia menyandarkan punggungnya di sis tempat tidur. “Enggak, apa yang telah kita lakukan?” Lily menyelipkan rambut di telinga, ia kembali memandang pria itu. Teguh kembali berpikir beberapa detik, “Kita melakukan tidak seharusnya tidak kita lakukan” “You know, kita ada di mana sekarang” “Kamar hotel …” ucap Lily pelan. “Iya kamar hotel” “Hotel mana?” “Four Season” ucap Teguh. “Kalau di kamar hotel seperti ini, biasa ngapain?” “Mungkin tidur” “Lebih dari sekedar tidur” gumam Teguh.
"Bisakah kamu memakaikan dasi itu untuk saya" ucap Bram. Agni mengerutkan dahi, permintaan laki-laki itu terlalu banyak, lihatlah ia meminta memasangkan dasi itu untuknya. Agni juga tidak bisa menolak, karena supervaisornya disana tengah memperhatiannya. Bagaimanapun ia pembeli adalah raja. Agni menarik nafas, dan ia lalu mengalungkan dasi itu di leher Bram. Agni bersyukur bahwa ia mengenakan hak tinggi, hingga ia bisa mengalungkan dasi itu sempurna di leher Bram. Bram memperhatikan Agni yang menyimpul dasi itu dengan cekatan. Posisi Agni seakan memeluknya, hembusan nafas itu terasa di permukaan wajahnya. Bram merasakan harum stroberi dari tubuh Agni. Dulu inilah yang ia inginkan, ia ingin sekali Melisa di posisi ini. Ia ingin Melisa memasangkan dasi di kerah bajunya. "Sudah" "Terima kasih" Bram menatap cermin menatap penampilannya. Pilihan Agni memang sangat bagus, pantas saja ia bekerja di dunia fahion. "Agni Anggraeni" Agni mengerutkan dahi, "kamu tahu nama saya?" Tanyanya. "Ya, tentu saja, itu name tag kamu". "Ah, ya saya hampir lupa".
Permasalahan hidup Zeze Mahendra dimulai ketika ia mendapat Surat Promosi Jabatan. Promosi jabatan sesuatu yang diidam-idamkan oleh sebagaian karyawan atas bentuk peresiasi manajemen. Promosi jabatan itu juga tidak luput diiringi mutasi kerja. Sepintas promosi jabatan hanyalah sebuah masalah kecil tentang jenjang karir yang digelutinya selama ini. Perubahan jabatan dari staff accounting menjadi sekretaris direktur utama suatu hal yang pertama kali Zee rasakan. Ia hanya berpikir positif dan open minded, beradaptasi lingkungan baru, meninggalkan keluarga dan kenyamanan yang ia rasakan selama ini demi karir. Gosip affair seorang bos dengan sekretaris memang menjadi suatu hal yang lumrah terjadi. Karena ruang lingkup sekretaris dan bos begitu dekat. Berawal dari kerja sama, ngobrol bersama, dan menghadiri santapan bersama rekan bisnis. Awalnya murni urusan kantor, tapi seiringnya waktu hubungan emosional itu semakin dalam.
Warning ! 21+ (Bijaklah dalam memilih bacaan) cerita ini membuat ketagihan khusus area dewasa "Belum kerja" ucap Anya seadanya. "Kamu kerja di mana?" Anya balik bertanya. "Coba tebak, saya kerja di mana?" Ucap Anya memperhatikan penampilan Armand, pria berperawakan tinggi besar serta memiliki tubuh bidang, memiliki brewok di rahang tegasnya. Sepertinya pria itu bukan jenis pria kerja kantoran karena kulitnya exotic dan tubuhnya terlihat kokoh. "Engineering" ucap Anya mencoba menduga. Armand lalu tersenyum dan mengangguk, "Iya kamu benar" "Really? Pasti di Pertamina?" "Yes of course" "Saya lulusan Petroleum Engineer di UI dan posisi saya sekarang Chief Supply Chain" "Keren" "Terima kasih" Armand tersenyum. "Sudah lama kamu kerja di sana?" Tanya Anya penasaran.
!8+ (bijaklah dalam memilih bacaan) "Itu mantan lo men," ucap Liam, ikut menghentikan langkahnya. "Ya, dia mantan gue," ucap Darka. Liam melirik Darka, dan menyunggingkan senyum, "Gila, makin bening men," "Ya, gue juga makin gila, mikirin dia men," "Kalau lo suka, kejar aja men," "Kampret, gue bukan lo," "Justru lo, harus belajar dari gue men. Kalau gue jadi lo, gue kejar sampai dapat, gue enggak bakal nyia-nyiain kesempatan ini," Alis Darka terangkat, "Caranya," "Buat dia hamil," "Gila, Tai lo,"
21+ Bijaklah Dalam Memilih Bacaan di bawah umur menyingkir, Free koin “Jujur saya senang bisa berkanalan dengan kamu,” ucap Damian to the point, ia memperhatikan wanita yang enggan menatapnya. “Terima kasih.” “Kalau saya sedang berbicara, kamu bisa lihat saya?” Ocha lalu menoleh menatap pria yang memberinya perintah, “Iya.” Damian menyungging senyum, “Saya tidak ingin berbasa-basi. Kamu mau jadi kekasih saya?” Ocha mendengar itu nyaris menganga, ia tidak menyangka bahwa pria itu mengatakan bahwa menjadi kekasihnya. “What !” “Kita akan bertemu lagi di hari-hari berikutnya,” ucapnya diplomatis. Damian memandang Feli di sana, ia lalu beranjak dari dari kursi dan meninggalkan Ocha begitu saja.
"Kamu dari mana, semalam tidak pulang" tanya Ayana, melangkah mendekati Daniel. "Untuk apa kamu tahu saya dari mana?". "Saya khawatir denganmu Daniel". "Khawatir?" Ucap Daniel, ia menatap Ayana. Diliriknya koper hitam itu sudah rapi disudut ruangan. "Apa yang kamu khawatirin tentang saya, bahkan kamu sendiri yang tega meninggalkan saya". Ayana menatap Daniel, ia meremas tangan Daniel. "Jadi saya harus bagaimana?". "tinggal dengan saya, hidup dengan saya disini" ucap Daniel.
21+ Bijaklah dalam memilih bacaan Di bawah umur menyingkir Free Koin “Sudah ingat saya?” Ucap Eros, memandang wajah cantik tanpa sapuan makeup itu. Tapi malam ketika wanita itu tertidur ia membersihkan wajahnya dengan handuk dengan penuh hati-hati. “Eros?” Ucap Kenny pelan. Eros mengangguk, “Iya saya Eros, sahabatnya Victor.” “Ingat kan apa yang kita lakuin tadi malam,” ucapnya lagi. Kenny mulai berpikir, “Kita ngelakuin apa?” ucap Kenny pelan, ia memasang wajah polos seolah seperti anak bayi yang tidak tahu apa-apa. Apa pertanyaan itu bisa membuatnya lugu? Sepertinya tidak, justru ia terlihat liar. Eros menyungging senyum dan ia lalu berdiri, “Tadi malam kita bercinta,” ucapnya mengambil boxer di lemari. Pria itu menarik handuknya dan seketika Kenny memalingkan wajahnya agar tidak melihat apa yang telah dilakukan Eros. Kenny memalingkan wajahnya dan mengintip sebentar memastikan bahwa pria itu sudah mengenakan boxer. Ia merasa lega bahwa pria itu sudah mengenakannya. Kenny melihat Eros juga mengenakan kaos putih. “Sebenarnya saya nggak percaya kamu bisa seliar itu. Awalnya saya hanya ingin menyelamatkkan kamu sementara. Karena saya nggak tau kamu tinggal di mana, jadi saya memutuskan membawa kamu ke hotel. Tapi sampai di kamar hotel, kamu sadar dan kamu mencium saya. Dan you know terjadilah, saya yakin kamu ingat kejadian itu,” ucap Eros menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya dan Kenny.
Judul Awal di (Memories) 21+ bijaklah dalam memilih bacaan baca novel ini, dijamin ketawa dan ketagihan "Aku jauh-jauh dari New York, ke Jakarta. Hanya ingin ketemu kamu," Dian hanya diam, nyalinya ciut, melihat tato yang menjalar di lengan kiri itu. Ya, itu urusan dia, mau jauh hingga ke afrika sana, dirinya tidak peduli. Ia hanya bisa ngumpat dalam hati, Dian melirik mata elang itu, "Jangan bilang kamu enggak pernah ke New York loh sayang. New York ke Jakarta itu jauh. Aku melewati perjalanan yang panjang sekali, melewati 3 benua dalam satu hari. Seharusnya kamu sebagai kekasih aku, jemput aku di bandara. Bukan seperti adegan kabur-kaburan tadi," Dian hanya diam, ia nelangsa dalam hati. Boro-boro mau jemput di bandara, mau ketemu di sini saja dirinya sudah ketar ketir. Ia sudah seperti anak kecil yang sedang di nasehati oleh ibunya. "Ayo, sekarang peluk aku,"
21+ warning (bijaklah dalam memilih bacaan) "Gue pingin ketemu Rama, siapa tau dia ada di Ibiza," Mili tersenyum culas, ia ingin melihat reaksi Rama ketika bertemu dengan sahabatnya yang cantik ini. "Yee ogah," "Yuk lah Dar, sekali aja. Emang lo nggak penasaran ketemu Rama," "Enggak !," "Ya ampun Dar, gini aja, lo temenin gue aja deh. Sekali ini aja lo temenin gue, sumpah gue penasaran sama Rama," "Hemmm," "Masa lo nggak penasaran sama Rama. Dia berubah 180 derajat," "Penasaran nggak si lo ! Rama jenuis, pinter, selalu ikut olimpiade sains. Tiba-tiba jadi pereman I mean like berandal," ucap Mili.
18+ Bijaklah dalam memilih bacaan "Ayo, kita bantu dia Han". Beberapa jam yang lalu laki-laki itu telah memecatnya tidak memdasari hal yang kuat hanya karena tidak menghadiri general metting. Sekarang harus membantu laki-laki yang telah memecatnya. "Han, sebaiknya cepat bawa atasan kamu itu" ucap Jo lagi, ia melangkah mendekati tubuh Tibar yang tidak sadarkan diri. "Enggak mau, Jo". "Kenapa?" Tanya Jo penasaran. "Dia baru saja memecat saya, karena saya terlambat mengikuti meeting kemarin. Saya kesini, karena dia Jo. Laki-laki itulah yang memecat saya, sekarang saya membantunya, yang benar saja !". Jo memandang Hanum, ia manarik nafas agar Hanum mengerti, "Setidaknya, disini hanya kamu yang mengenalnya".
"Saya bisa memasukan kamu kepenjara, dengan pencemaran nama baik saya" ancam Alan. "Dan kamu tahu siapa saya, saya memiliki firma hukum. Bersiaplah kamu ke penjara, saya akan mengurung kamu disana" ucap Alan lagi. Jenar menarik nafas, ia tersenyum getir. Jenar mencondongkan tubuhnya ke arah Alan, hingga hembusan nafas Alan terasa di permukaan wajahnya. Ia ingin tahu seberapa besar laki-laki itu tidak tergoda dengan kecantikkan dan keseksian dirinya. Jenar menatap iris mata Alan. "Bukankah kamu seharusnya bangga, di gosipkan dengan saya. Nama kamu juga semakin terkenal dan mungkin kamu akan mendapatkan Job yang lebih banyak karena gosip itu, hitung-hitung Win win solution". Alan tidak percaya apa yang dilakukan Jenar. Wanita itu seakan sengaja menggoda dirinya. Jenar sengaja memperlihatkan aset indahnya dihadapannya. Alan memfokuskan dirinya, ia kembali memandang iris mata Jenar. "Firma hukum saya sudah terkenal tanpa bantuan gosip murahan kamu itu Jenar. Bersihkan nama saya disana, atau kamu ingin mendekam di penjara bersama kekasihmu itu".
21+ bijaklah dalam memilih bacaan khusus dewasa - di bawah umur menyingkir Squel Assitant in My Bed update di sini ya Update Setiap Hari “Saya tidak berpikiran untuk punya suami.” “Itu saya banget.” Alis Rara terangkat, “Really?” Maikel lalu tertawa, “Yes, saya bahkan tidak berpikiran untuk punya istri juga.” Rara tertawa, “Alasannya apa kamu tidak ingin punya istri?” tanya Rara, ia memandang Maikel lalu menuangkan brandy nya lagi. “Mungkin pikiran saya saat ini masih ingin bebas, belum bisa menjaga komitmen seperti menikah.” “Karena itu kamu diputusin oleh pacar kamu,” tebak Rara. “Seperti itu lah kenyataanya. Saya pernah beberapa kali memiliki teman wanita, baru beberapa bulan kenal, dia langsung ingin mengajak menikah. Dan saya mengatakan tidak ingin menikah, you know, apa yang terjadi pada saya. Dia memutuskan saya.” Rara seketika tertawa, “Iya lah, ngapain berhubungan dengan pria yang cuma main-main.”
18+ Bijaklah dalam memilih bacaan Baca ini akan membuat kecanduan "Apa dengan cara kekerasan seperti ini, kalian merasa hebat" Arum membersihkan sudut bibir Emir dengan kasa. "Kami tahu apa yang harus kami lakukan. Cara pandang kami berbeda dengan wanita". "Itu sama sekali tidak hebat menurut saya". Emir memegang dagu Arum, ditatapnya wajah cantik itu, " Dengarkan saya, saya laki-laki yang rela mengorbankan apapun demi wanita seperti kamu, agar kamu tidak jatuh dipelukkan laki-laki lain". Emir lalu melepaskan jemarinya, ia menegakkan tubuhnya dan lalu meninggalkan Arum begitu saja. Arum hanya bisa menatap kepergian Emir. Mencoba mencerna kata-kata Emir.
18+ (Bijaklah dalam memilih bacaan) "Ayo, kita buat ranjang itu berantakkan," ucap Bima. Gista memandang Bima cukup berani, "I Gusti Made Bimasena Wasupati, Lo tinggal pilih aja, mau nginap di sini atau gue usir secara paksa," Alis Bima terangkat, dan ia lalu tertawa mendengar intonasi penekanan pada nama panjangnya. "Nginap di sini lah," "Jangan macam-macam deh," "Gis ...," "Ya," ucap Gista, ia menelan ludah, karena Bima berjalan mendekatinya. "Ada yang harus lo tahu, apa yang ada di pikiran gue selama ini," ucap Bima, ia menyentuh rambut lurus Gista. "Apa ...," ucap Gista, jantungnya maraton karena posisi Bima begitu dekat, hingga ia memandang otot-otot bisep dari lengan kokoh Bima. Bulu kuduk nya merinding, ketika hembusan nafas Bima terasa di permukaan wajahnya.
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.