Prolog

Everything Has Changed 553 words 2020-12-15 08:22:28

Assalamualaikum semuanya, selamat sore. Alhamdulillah di sini author membawa cerita baru spin off-nya Assalamualaikum, Pak Ustadz. Pasti pada tau kan ini ceritanya siapa? Ya ini kisahnya Faisya atau Fai sepupu sekaligus sahabatnya Ica... Semoga kalian suka ya...


Jangan lupa follow akun author dan vote di setiap bab ya, makasih❤️


Happy Reading


* * *


Malam ini sepertinya akan menjadi malam terakhir seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah SMA-nya di rumah serta kamar yang menjadi tempat ternyamannya ini, ini semua karena dirinya yang berusaha membantu sepupunya terbebas dari masalah namun kini malah membawa masalah tersendiri baginya. Gadis itu bernama Faisya Fahira Darmawan, gadis yang selalu mencari ulah di sekolahnya bersama Annisa yang biasa dipanggil Ica yang merupakan sepupu sekaligus sahabatnya. Kini dirinya harus banyak-banyak menghela nafas karena besok dia sudah tak di sini lagi, gagal sudah rencananya kuliah di kota tempat dimana Kakek dan Neneknya tinggal. Ayah dan Bundanya lebih memilih dirinya ikut Ica kesebuah sekolah pesantren agar itikadnya bisa menjadi lebih baik kata mereka, hanya kata tapi belum tentu akan terjadi. 


Gadis itu memegang kalung yang selalu ia pakai, kalung pemberian seseorang dimasa kecilnya. Herannya meskipun itu sudah lama berlalu namun dia masih tetap mengingat sosok Kakak itu, kalung ini selalu dia pakai kemanapun dia pergi. Kalung yang dulu ukurannya cukup besar kini terasa pas dan nyaman dipakai olehnya ketika dirinya telah menginjak usia remaja, betapa dia merindukan Kakak kesayangannya itu. Dimana ya dia sekarang? Masihkah ingat dia atas janji yang telah dia ucapkan dulu?


"Faisya .... " Faisya tersentak ketika mendengar suara Aira–Bundanya yang kini tengah berdiri mematung di depan pintu kamarnya. 


"Iya Bun, masuk aja" ucapnya pelan. Refleks, tangannya terlepas dari kalung yang sedari tadi dia pegang. Buru-buru gadis itu menyembunyikan kalung itu di balik baju yang dia kenakan. 


"Bagaimana perasaanmu, Nak?" tanya Bunda Aira tiba-tiba membuat Faisya mengernyit heran mendengarnya. 


"Baik-baik aja kok Bun, ada apa?" Bunda Aira hanya tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap kepala putrinya dengan sayang. 


"Maksud Bunda, kamu kan besok sudah diantarkan ke pesantren. Bagaimana perasaanmu? Apa kamu merasa sedih, Nak? Jujur Bunda juga merasa sedih harus berpisah darimu. Tapi apa boleh buat? Kamu di sana kan juga untuk belajar, nanti belajar yang rajin ya, Sayang?" Mata Faisya berkaca-kaca mendengar penuturan Bundanya, sungguh dia pasti akan merindukan Bundanya. 


"Fai pasti sangat merindukan Bunda, kenapa Bunda enggak membujuk Ayah supaya Fai batal pergi Bun? Kalau boleh memilih lebih baik Fai pergi ke Surabaya dan tinggal bersama Kakek-Nenek sambil melanjutkan pendidikan Fai." Faisya memeluk tubuh Bundanya erat, seakan dia ingin memberitahu Bundanya bahwa dia sangat berat sekali untuk pergi. 


"Sehabis kamu belajar ilmu di sana kamu kan bisa melanjutkan pendidikanmu, Sayang. Ayah dan Bunda tidak pernah melarang, tapi untuk kali ini kamu harus menuruti ya, Sayang? Di sana juga kan ada Ica sepupumu, dia pasti akan menjadi temanmu di sana. Bunda harap setelah kamu belajar di sana, kamu akan menjadi perempuan yang shalihah juga memiliki akhlak yang lebih baik dari waktu kamu sekolah. Bunda sangat berharap lebih dengan semua itu, kamu mau kan berubah demi Bunda?" Bunda Aira mengusap punggung putrinya yang sangat rapuh dipelukannya, sebenarnya tak mudah membiarkan Faisya pergi begitu saja. Mengingat kalau Faisya adalah putri satu-satunya, tapi apalah daya dia harus melakukannya demi kebaikan Faisya juga. 


"Iya Bun, Fai janji akan berubah demi Bunda" dan demi Kakak kesayangan Fai juga. Lanjut Faisya dalam hati. 








Previous Next
You can use your left and right arrow keys to move to last or next episode.
Leave a comment Comment

Waiting for the first comment……

Please to leave a comment.

Leave a comment
0/300
  • Add
  • Table of contents
  • Display options
  • Previous
  • Next

Navigate with selected cookies

Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.