Dikejar deadline untuk merampungkan novel, membuat Dira Verina segera menulis kembali. Saat, hanyut dalam tulisannya tiba-tiba seorang lelaki menemui Dira untuk bisa duduk di meja yang sama. Namun, Dira dengan mentah-mentah menolak lelaki tersebut untuk duduk bersamanya. Kesan pertama, tentulah membuat Dira sangat kesal dan malas untuk meladeninya. Saat, lelaki itu memperkenalkan diri dan menyebutkan namanya Abra Susanto dan berjabat tangan. Untuk menghormati lelaki tersebut, meski awalnya Dira tidak ingin menyebutkan namanya akhirnya ia membalas jabatan tangannya dan memperkenalkan diri. Keduanya dipertemukan kembali di kota Malang, saat Dira ingin melarikan diri dari rutinitas menulis. Ia bertemu kembali dengan Abra yang merupakan seorang fotografe. Di sanalah, cerita cinta mereka di mulai.
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.