“Jangan mendekat! Kumohon jangan mendekat!” Novan meringkuk di sudut ruangan. Ia menangis sesengukkan. Ia meringkuk dan menutup telinganya. Sekelilingnya sangat berisik. Suara- suara itu terus memanggilnya. Novan semakin histeris. Ia teriak, tangisnya pecah. “Jangan, jangan dekat- dekat. Jangan … ma … Novan takut mama …”
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.