Kontrak Pernikahan dengan Gus
Share:

Kontrak Pernikahan dengan Gus

READING AGE 16+

Wafa Farha Fanfiction

0 read

Saat meletakkan piring-piring ke tempatnya, ada suara langkah kaki mendekat dari ruang samping.
Mungkin Mbak Siti atau Mbak Zulfa tertinggal sesuatu dan kembali.

"Assalamualaikum." Suara laki-laki, sepertinya gue kenal Gaes. Itu ... deg. Gus Fatih, sedang apa malam-malam begini? Saking deg-degan sampai lidah gue kelu, ndak jawab salamnya.

"Hem, ndak ada yang nyahut. Berarti sudah kosong dapurnya. Sudah kuduga mbak-mbak itu lupa matikan lampu."

Gue bergeming di pojokan dapur, nunggu Gus Fatih matikan lampu dan pergi.

Semenit, dua menit, lima menit, orang itu gak juga pergi. Bisa-bisa gue kaku di tempat ini.

"Apa ini?" Gus sepertinya menemukan sesuatu.
"Kitab kok sampule gambar orang Korea."

Aduh itu kitab gue Gaes. Tadinya setelah ta'lim malam, gue langsung ke dapur, supaya gak bolak-balik. Gara-gara Mbak Siti dan Zulfa gue jadi lebih lama ada di dapur.

"Dear diary ...." Gus Fatih membaca sesuatu yang membuat gue melotot. Di dalam kitab itu ada diary kecil tempat gue curhat termasuk soal patah hati gue.

Gak mau Gus sampai membaca tentang patah hati gue, segera gue lari ke ruang sebelah.
"Jangaaaan!" teriak gue agar Gus tidak membaca lebih lanjut.

Dia menoleh melihat gue, dan sialnya kaki gue kesandung karpet di bawah meja lalu ....

"BRUGHT!"

Gue menabrak Gus Fatih, hingga posisi tubuh gue ada di atasnya Gaes, dan gak sengaja mencium pipinya. Jantung gue udah copot kali, rasanya berhenti berdetak karena ini.

"Astagfirullah Gus!" seorang ikhwan sudah berdiri di depan pintu.

Gue dan Gus menoleh berbarengan ke arah santri itu, karena sama-sama kaget mendengar suaranya dan belum sempat berubah posisi. Ya Allah fitnah apa ini? Apa yang akan terjadi setelah kejadian ini?

Unfold

Tags: dramatragedycomedytwistedsweet
Latest Updated
Ekstra Part 2





"Gus aku 'kan sudah berusia 17 tahun. Kata orang sweet seventeen." Zee membuka percakapan dengan gaya malu-malu.

"Lalu?" tanya Fatih datar, mendongak melihat wajah gadis itu seperti ada maksud terselubung atas pernyataannya.

"Em. Kenapa Gus masih tidak mau menyentuhku? Bukannya Gus bilang mencintaiku." Zee akhirnya……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.