Mas Dukun Tampan
Share:

Mas Dukun Tampan

READING AGE 18+

Ursula Maria Paranormal

0 read

Pembatasan Sosial Berskala Besar pada tahun 2020, berimbas kepada Sugianto seorang terapis massage di sebuah mall. Berbulan-bulan tanpa pemasukan menyebabkan dirinya dan istri kelabakan untuk melanjutkan hidup di Surabaya.

Berbekal kenekatan, keduanya memutuskan pulang kampung ke Banyuwangi. Kota kelahiran Yanto – panggilan akrab Sugianto. Keluarga Yanto di Banyuwangi termasuk keluarga menengah ke bawah, penghasilan utama Ibu Yanto dari kebun yang tidak seberapa luas. Namun, ibu tetap menerima kepulangan anak dan menantunya. Di sana Yanto membuka jasa pijat keliling dari rumah ke rumah.

Banyak pelanggan yang menggunakan jasanya. Rata-rata mereka tertarik karena paras tampan sang dukun, terutama para wanita dan gadis.

Enam bulan di Banyuwangi, Yanto tidak hanya dikenal sebagai dukun pijat. Ia mulai sering dipanggil sebagai pawang hujan. Bahkan ada yang meminta jimat pengasih, penglaris sampai nomer togel.

Berbagai makhluk gaib ia temui demi membantu keluhan pasiennya yang beragam.

Ekonomi mereka berangsur membaik. Namun, Yanto kembali dihebohkan dengan keadaan Mega yang ia terawang sedang diincar makhluk gaib. Yanto yang bisa melihat makhluk tersebut dengan berani menantang dan membuatnya bertekuk lutut.

Keahlian Yanto tidak berhenti di situ, secara tidak sengaja ia berhasil menolong persalinan seorang ibu yang hendak melahirkan. Keberhasilan tersiar dengan cepat. Hampir semua ibu hamil di dusun tersebut, meminta bantuannya untuk persalinan.

Tentu saja tidak mudah, ia harus berhadapan dengan makhluk gaib, dukun beranak yang sudah ada bahkan pihak medis.

Bagaimana kisah Mas Dukun Tampan selanjutnya? Apa yang akan ia lakukan menghadapi pasien dan lawan-lawannya baik yang nyata maupun yang gaib?

Unfold

Tags: inspirationalbxghumorousmysterylucky dogexpertsmall townspecial abilitycivilian
Latest Updated
83. Serangan Mendadak

Aku sudah duduk berhadapan dengan Mak Wo. Wanita itu terlihat sangat sedih dan memprihatinkan, tidak seperti sebelumnya yang terlihat garang.

Di meja juga sudah ada kopi dan roti goreng. Mega sepertinya sengaja menyuguhkan roti dan minuman spesial.

Sore-sore begini, memang paling pas menikmati kopi ditemani roti seperti yang disuguh……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.