“Saat Hasrat Bicara Lebih Keras”
READING AGE 18+
Nara, seorang mahasiswi tingkat akhir yang hidupnya penuh ketertiban, selalu menjaga jarak dari segala bentuk kekacauan emosional. Ia tumbuh dengan keyakinan bahwa logika harus selalu mengendalikan keinginan hati. Namun prinsip itu mulai goyah ketika ia bertemu Aksa, seorang penulis lepas yang hidup dengan cara yang jauh berbeda—spontan, berani, penuh keberanian untuk mengejar apa pun yang membuat jantungnya berdegup.Pertemuan mereka berlangsung biasa saja, tetapi kedekatan yang muncul setelahnya sama sekali tidak. Aksa seperti cermin yang memantulkan sisi diri Nara yang selama ini ia tekan: keinginan untuk bebas, keberanian mencintai, dan hasrat yang selama ini dibungkam oleh ketakutan. Di sisi lain, Aksa sendiri memikul masa lalu yang belum ia bereskan—rasa bersalah atas seseorang yang pernah ia tinggalkan, membuatnya ragu untuk kembali percaya pada cinta.Saat hubungan mereka semakin dalam, keduanya dipaksa menghadapi pertanyaan yang sama: apakah hasrat cukup kuat untuk menjadi alasan bertahan, atau justru akan menjadi jurang yang menelan mereka? Ketidakpastian masa depan, bayang-bayang masa lalu, serta pilihan yang harus diambil membuat hubungan itu tidak lagi sekadar soal cinta, melainkan tentang keberanian mendengarkan suara terdalam diri mereka.Di tengah hujan yang turun berkali-kali, keputusan terbesar pun harus diambil. Dan pada akhirnya, mereka harus menjawab satu hal yang sama: apa yang sebenarnya kita kejar ketika hasrat bicara lebih keras daripada akal?---
Unfold
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……