PENGLIHATAN LEBIH 3

Saghita laa Paranormal

Reandra Xavier Daniyal dan Renatha Xaviera Daniyal adalah anak yang terlahir kembar dari pasangan Reynand dan Reyna. Mereka berdua terlahir sebagai indigo, mempunyai kemampuan lebih sejak kecil.

"Kakak mau bicara apaan sih? Kayaknya penting banget ya." Fellicia yang sudah tak sabar karena Reandra tak kunjung membuka suara pun akhirnya memilih tuk bertanya.

Sebelum mengatakan sesuatu, Reandra menghela nafas panjang dan menghembusnya secara perlahan. "Jadi semalam, kakak bermimpi tentang Al dan Retha."

Mereka semua tiba-tiba terdiam saat Reandra mengucapkan kata itu. Ini yang sedari dulu Reyna cemaskan.

"Mereka itu sudah digariskan, kalau masalah jodoh memang di tangan Tuhan. Tapi, mereka berdua itu sama seperti papah dan mamih." Reandra menatap kedua orangtuanya agar mereka lebih mengerti apa yang ia ucapkan.

"Maksud kamu apa, kak? Mamih masih gak paham." Siska memandang Reandra dalam.

"Mih, Al itu gak sakit dia hanya mempunyai kelebihan istimewa tetapi dirinya masih dikuasai aura jahat aja, maka dari itu Al sering mengamuk dan Renatha kesakitan. Itu adalah sebuah kontak batin."

Siska mengangguk, memang selama ini faktanya seperti itu. Al dan Retha sama-sama kesakitan. Tetapi jika Retha memeluk Al yang tengah mengamuk, maka amukan Al akan berhenti begitu saja. Itu memang sangat aneh.

"Semalam eyang datang, dia bilang kita harus melakukan perjalanan ke gunung kidul untuk menge~"

"Nggak ya kak!" Belum sempat Rean melanjutkan pembicaraan, Reyna sudah memotongnya.

"Tapi mih ini buat kebaikan~"

"KEBAIKAN SIAPA YANG KAMU MAKSUD!" Reyna berdiri dan melirik anak nya dengan tajam.

"SEKALINYA NGGAK TETAP NGGAK!" Reyna segera berjalan cepat menuju kamarnya, air matanya sudah menetes bahkan mereka semua tahu kalau Reyna sedari tadi menahan tangis.

"Pah."

Reynand menggeleng pelan. "Kaka jangan gegabah, lagian ini semua memang harus di pertimbangkan dengan matang. Nanti kita pikirkan caranya dan bilang dulu ke kak Revan. Papah susul dulu mamih ya."

Reandra tersenyum kecil lantas mengangguk, "Semoga ada jalan."

Unfold